Minggu, 21 Maret 2010

Apakah Tasawuf itu?

Apakah Tasawuf ?
Karakter baik, dan kesadaran tentang Tuhan.
Itulah tasawuf, hanya itu

Apakah Tasawuf ?
Cinta dan Kasih Sayang.
Itulah obat untuk kebencian dan balas dendam. Hanya itu.

Apakah Tasawuf ?
Hati yang mencapai ketentraman …
Yang merupakan akar kata iman. Hanya itu?

Apakah Tasawuf ?
Mengkonsentrasikan pikiran, itulah agama Ahmad.
Hanya itu?

Apakah Tasawuf ?
Perenungan yang melayang menuju tahta Ketuhanan.
Inilah tatapan jauh kedepan. Hanya itu?

Tasawuf berarti menjaga jarak dari imajinasi dan tahayul.
Tasawuf berada dalam kepastian. Hanya itu?

Menyerahkan jiwa dalam lindungan agama yang sakti;
Inilah Tasawuf. Hanya itu?

Tasawuf adalah jalan lancar dan terang benderang.
Itulah jalan ke surga yang paling diagungkan. Hanya itu?

Aku dengar bahwa perasaan gembira pemakai wol
Muncul setelah menemukan citarasa agama. Hanya itu?

Tasawuf tak lain hanyalah syariat.
Itulah jalan yang jelas dan bersih. Hanya itu?

---000---

Puisi Penyair Anonymous Persia yang diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh A.A Godlas, Ph.D. Associate Professor University of Georgia.
Labib M. : Mengurai Taswuf, Irfan & Kebatinan. Cet. I. Pt Lentera Basritama, Jakarta, Juni 2004. Hal. 7-8.

Mengenal Dzat Allah

Pepatah mengatakan : Tak jumpa maka tak kenal, tak kenal maka tak cinta. Cinta kepada Allah semata. Cinta kasih adalah rahasia Allah.
Dia menciptakan manusia dalam bayangan rahman (hadist Rosululloh).
Bagaimana caranya kita mengenal Dzat Allah? Dimana? Kemana kita harus mencari Dzat Allah? Apakah harus ke Mekkah ataukah ke negeri Cina? Apakah sedemikian jauhnya Dzat Allah itu berada?
Bagi umat Islam sebagai bahan rujukannya adalah Al Qur’an dan hadist Rosulullah.

BERDASARKAN AL QUR’AN ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

1. BILA HAMBA-HAMBA KU BERTANYA TENTANG AKU KATAKANLAH BAHWA AKU DEKAT (AL BAQARAH 2 : 186).
2. LEBIH DEKAT AKU DARI PADA URAT LEHER (AL QAF 50 : 16).
3. KAMI AKAN PERLIHATKAN KEPADA MEREKA TANDA-TANDA (AYAT-AYAT) KAMI DI SEGENAP PENJURU DAN PADA DIRI MEREKA (FUSHSHILAT 41 : 53).
4. DZAT ALLAH MELIPUTI SEGALA SESUATU (FUSHSHILAT 41 : 54).
5. DIA (ALLAH) BERSAMAMU DIMANAPUN KAMU BERADA
(AL HADID 57 : 4).
6. KAMI TELAH MENGUTUS SEORANG UTUSAN DALAM NAFS (DIRI)-MU (AT TAUBAH 9 : 128).
7. DI DALAM DIRI-MU APAKAH ENGKAU TIDAK MEMPERHATIKAN (ADZ DZAARIYAAT 51 : 21).
8. TUHAN MENEMPATKAN DIRI ANTARA MANUSIA DENGAN QOLBUNYA (AL ANFAAL 8 : 24).
9. AKU CIPTAKAN MANUSIA DENGAN CARA YANG SEMPURNA
(AT TIN 95 : 4).

Manusia diciptakan dengan cara yang sempurna. Berarti bahan dasarnya juga harus sempurna yaitu Dzat Yang Maha Sempurna. SETELAH AKU SEMPURNAKAN KEJADIANNYA AKU TIUPKAN RUH-KU KE DALAMNYA ( AL HIJR 15 : 29 ). Berarti Dzat Allah berada di dalam diri setiap manusia, baik mata belo maupun mata sipit, hidung mancung maupun pesek, kulit hitam, putih, coklat maupun kuning.
Dzat Allah bisa berada di dalam semua mahluk ciptaanNYA, misalnya di dalam bunga yang berwarna-warni. Dzat Ilahiah menjadi tersembunyi didalam semua mahluk ciptaanNya, seperti halnya biji gandum, setelah menjadi roti biji gandumnya tidak nampak namun dzat gandumnya tetap ada, tersembunyi di dalam roti. Disisi lain DZAT ALLAH MELIPUTI SEGALA SESUATU berarti alam semesta termasuk planet bumi ini berada di dalam “JUBAH” ALLAH. Kita semua tenggelam atau baqa dalam Tuhan. Bila Jubah Allah itu bulat seperti bola maka kita semua seperti berada di dalam bola yang kemanapun kita menghadap baik kekiri, ke kanan, ke atas maupun kebawah disanalah Wajah Allah. DIA ada dimana-mana namun dalam ke-Esa-an-NYA, DIA tidak kemana-mana.


HADITS QUDSI DAN HADITS RASULULLAH :

1. MAN AROFA NAFSAHU FAQOD AROFA ROBBAHU : Barang siapa mengenal nafs (diri) nya, maka dia mengenal Tuhan nya.
2. WA MAN AROFA ROBBAHU FAQOD JAHILAN NAFSAHU : Barang siapa mengenal Tuhannya maka dia merasa bodoh.
3. MAN TOLABAL MAOLANA BIGOERI NAFSI FAQODDOLA DOLALAN BAIDA : Barang siapa yang mencari Tuhan keluar dari dirinya sendiri maka dia akan tersesat semakin jauh.
4. IQRO KITAB BAQO KAFA BINAFSIKA AL YAOMA ALAIKA HASBI : Bacalah kitab yang kekal yang berada di dalam diri kalian sendiri.
5. ALLAHU BATHINUL INSAN, AL INSANU DHOHIRULLAAH : Allah itu bathinnya manusia, manusia adalah dhohirnya (kenyataannya) Allah.
6. AL INSANU SIRI WA ANA SIRUHU : Rahasia kalian adalah rahasia-Ku.
7. DALAM SETIAP RONGGA ANAK ADAM AKU CIPTAKAN SUATU MAHLIGAI YANG DISEBUT DADA, DI DALAM DADA ADA QOLBU, DALAM QOLBU ADA FUAD, DALAM FUAD ADA SYAGOFA, DI DALAM SYAGOFA ADA SIR, DALAM SIR ADA AKU, TEMPAT AKU MENYIMPAN RAHASIA.
8. LAA YARIFALLAAHU GHOIRULLAH : Yang mengenal Allah hanya Allah.
9. AROFTU ROBBI BI ROBBI : Aku mengenal Tuhan melalui Tuhan.
10. MAA AROFNAKA HAQQO MA’RIFATAKA : Aku tidak mengenal Engkau, kecuali sampai sebatas pengetahuan yang Engkau perintahkan.

Apakah kita bisa bertatap muka secara langsung dengan Allah? Mari kita lihat Surat Al Baqarah ayat 1 : ALIF LAM MIM. Mengapa tidak dibaca ALAM atau ALIM??? HANYA ALLAH YANG MENGETAHUI ARTINYA. Yang mengetahui Allah hanya Allah. Huruf Alif adalah milik Allah, Lam untuk utusan Allah dan Mim untuk Muhammad (insan, manusia) …
Antara Alif dan Mim ada Lam, antara Allah dan manusia ada apa?? ADA SIR.
Sir dalam hal ini bisa berperan sebagai utusan, sebagai pembawa berita, sebagai naluri, sebagai angan-angan atau imajinasi, sebagai generator dan bisa juga sebagai mikro prosesor penerima atau pengolah data.

TIDAK ADA SEORANG PUN YANG DAPAT BERCAKAP-CAKAP DENGAN ALLAH, KECUALI DENGAN WAHYU, ATAU DARI BELAKANG TABIR, ATAU DENGAN MENGIRIMKAN UTUSAN-NYA DENGAN SEIZIN-NYA.
( AS-SYUARA 42 : 51 ).
MULAI HARI INI AKU SINGKAPKAN TABIR YANG MENUTUPI MATAMU, MAKA PENGLIHATANMU AKAN MENJADI TAJAM (AL QAAF 50 : 22).
TUHAN MENEMPATKAN DIRI ANTARA MANUSIA DENGAN QOLBUNYA. (AL ANFAL 8 : 24).

Qolbu merupakan titik terendah dari sumbu komunikasi vertikal kepada Allah. Tabir akan menjadi transparan dan akan menjadi kabel penghubung untuk berkomunikasi dengan Allah, manakala kita tidak ragu-ragu akan kebenaran Al Qur’an dan yakin akan ke ghoiban Allah dimana qolbu merupakan pintu masuk ke alam ghoib. Komunikasi dengan Allah hanya bisa melalui dzikir qolbu.

INILAH KITAB YANG TIADA DIRAGUKAN, SUATU PETUNJUK BAGI MEREKA YANG TAKWA, YAITU MEREKA YANG BERIMAN KEPADA YANG GHOIB.
( AL BAQARAH 2 : 2-3 )

DAN SEBUTLAH ( NAMA ) TUHANMU DALAM HATIMU…( AL A’RAF 7 : 205 ).
DIA AKAN MEMBERI PETUNJUK KEPADA HATINYA ( AT TAGABUN 64 :11 )
DIALAH JIBRIL YANG MENURUNKAN AL QUR’AN KE DALAM QOLBUMU DENGAN SEIZIN ALLAH (AL BAQARAH 2 : 97).

Oleh karena itu seorang akan betul-betul yakin kepada kebenaran Al Qur’an dan hakikat Dzat, setelah yang bersangkutan mengalami hal-hal yang bersifat ghoib. Pengalaman ghoib itulah yang sangat didambakan oleh para pencari Tuhan. Pengalaman ghoib itulah yang disebut ilmu ilhamiah atau ilmu laduni yang lebih dipercayai oleh mereka para sufi dari pada ilmu akal.

BARANG SIAPA YANG HATINYA DIBUKA OLEH ALLAH KEPADA ISLAM (DAMAI) MAKA IA ITU MENDAPAT CAHAYA DARI TUHAN NYA.
(AZ ZUMAR 39 : 22).

Menurut Al Ghazali Dzat Allah itu sangat terang benderang, sehingga hanya bisa ditangkap oleh mata hati.
CAHAYA DI ATAS CAHAYA (AN NUR 35),
DIA (ALLAH) TIDAK TERCAPAI OLEH PENGLIHATAN MATA
(AL AN’AM 6 : 103).

YANG PERTAMA-TAMA AKU BERIKAN KEPADA MEREKA (YANG BERIMAN) ADALAH NUR KU YANG AKU TARUH DI HATI MEREKA (HADITS QUDSI).

Ketika Musa berdo’a ingin melihat Tuhan, maka Tuhan berfirman :
ENGKAU (MUSA) TIDAK AKAN SANGGUP MELIHAT AKU.
MAKA MANAKALA TUHANNYA MEMPERLIHATKAN DIRI DI ATAS BUKIT, BUKIT ITU HANCUR DAN MUSA JATUH TIDAK SADARKAN DIRI
(AL A’RAF 7 : 143).

Maka dengan demikian adalah sangat terlarang untuk menyingkap tabir rahasia Allah, kita tidak boleh melewati batas-batas yang telah ditetapkan Allah.
ALLAH MEMPUNYAI TUJUHPULUH HIJAB CAHAYA DAN KEGELAPAN; SEANDAINYA DIA MENYIBAKKAN HIJAB-HIJAB ITU MAKA KEAGUNGAN WAJAHNYA AKAN MEMBAKAR SEGALA YANG DILIHAT OLEH MAHLUK-NYA ( HADITS ROSULULLAH ).

Berpikirlah kamu tentang makhluk Allah, jangan berpikir tentang Dzat Penciptanya.
Aku tidak mengenal Allah, kecuali sampai sebatas pengetahuan yang telah Allah berikan kepadaku. ( Hadits Rosulullah ).
Bila kita berusaha mencoba menyingkap tabir tersebut, maka kita akan hancur lebur seperti halnya dalam riwayat Nabi Musa yang ingin melihat Allah, dimana gunung sekalipun akan hancur. Mengenal Tuhan harus melalui Tuhan. Dia yang mengenali dan Dia yang dikenali adalah sama. Jasmani Musa dengan ke-aku-annya tidak mungkin bisa berhadapan dengan Tuhan, karena tidak ada sesuatu wujud yang lain disamping Allah. Kekasaran jasmani dan ke-aku-an merupakan tabir yang pekat.
Sesungguhnya Allah telah memberikan peringatan kepada kita semua :

WA YUHADZDZITU KUMULLAHU NAFSAHU : DIA MEMPERINGATKAN KA MU TERHADAP DIRINYA (AL IMRAN 3 : 30).

KULLU SYAI’IN HAALIKUN ILLAA WAJHAHU : SEGALA SESUATU AKAN MUSNAH KECUALI WAJAHNYA (AL QASHASH 28 : 88).

Bila ingin berjumpa dengan Tuhan, hancur luluhkan dirimu sendiri, ke-akuan-mu, egomu, tutup mata dan telingamu, tutup semua ilmu dan teori tentang Dzat, kosongkan hati dan pikiranmu dari segala sesuatu selain Allah semata, maka KE-AKU-AN TUHAN, RUH TUHAN dalam dirimu akan muncul memperlihatkan JAMAL-NYA. AKU dan AKU saling bertemu dan berdialog. Demikianlah apa yang dilakukan Musa selama 40 hari dan 40 malam, sehingga Musa pun bisa menerima wahyu 10 Perintah Tuhan. Demikian juga Nabi Muhammad SAW, menurut para sesepuh, wahyu pertama turun setelah 40 hari dan 40 malam di Gua Hira.
Shabda Rosulullah : Kita harus bisa mati sebelum mati.

Dzat sebagai Huwa (Dia)

Sebagai HUWA ( DIA ) adalah DZAT WAJIBUL WUJUD, wajib adanya dan MUMKINU WUJUD mungkin adanya, tersembunyi dalam KEILAHIAN (ULUHIIYYAH) disebut NUQOT GHOIB (BIJI YANG SAMAR).
TIADA DIA MELAHIRKAN DAN TIADA JUGA DIA DILAHIRKAN
(AL IKHLAS 112 : 3).
DIA YANG AWAL DAN DIA YANG AKHIR, DIA YANG DHOHIR DAN DIA YANG BATHIN (AL HADID 57 : 3).
DIA sebagai dzat yang tanpa kwalitas (TANZIIH) dan DIA juga berkwalitas (TASBIH). LAESA KAMITSLIHI SYAI’UN WAHUWASSAMI’UL BASHIR : TAK SERUPA DENGAN APAPUN adalah Dzat tanpa kwalitas, DIA YANG MAHA MENDENGAR DAN MAHA MELIHAT adalah berkwalitas (ASY SYURA 42 : 11).
SUBHANAHUU WATA’AALA AMMAA YASHIFUUN : DIA MAHA SUCI, DIA MAHA TINGGI DI ATAS SEGALANYA (AL AN’AM 6 : 100).
Dia Dzat Yang Maha luas tanpa keterbatasan Asma dan Sifat, tanpa keterbatasan Ruang dan Waktu, karena memang belum ada ruang dan waktu, belum ada Al Kitab, belum ada Al Qur’an dan hadits, belum ada aksara dan suara apapun… Tidak ada apa-apa di SisiNya. Kosong… Hampa…
Dalam keheningan, rasakan keberadaanNya dalam nurani yang bening…
DIA ADA DAN TAK ADA APA-APA DISAMPINGNYA (HADITS).
Dia adalah dzat mutlak tanpa bentuk, tidak bisa ditanggapi oleh siapapun, tidak terpikirkan oleh akal, tak terbayangkan dan tidak bisa diketahui oleh panca indera. Dia diluar jangkauan konsepsi (transendensi). Dia Dzat Awal adalah MAHA SUCI dari segala sifat yang baru. Walaupun demikian Dzat mutlak ini akan menampakan diri, keluar dari kemurniannya melalui proses penurunan martabat yang disebut proses Tanuzzullat ( Proses emanasi ), disebut sebagai teori panteisme atau neoplatonisme. Konon kabarnya berasal dari filsafat monisme ajaran hindu.

Sabtu, 20 Maret 2010

Dzat Sebagai ANA ( Aku )

Dari HUWA menjadi ANA (AKU) adalah kehadiran DZAT dalam DIRI-NYA SENDIRI (KE-AKUAN-NYA , EGONYA SENDIRI), merupakan tahapan awal (martabat) yang disebut AHADIIYYAH (KE-ESA-AN YANG MURNI). Tahapan Ahaddiyyah merupakan tahapan tertinggi, dimana tahap-tahap lainnya berada di bawahnya. Pada tahap ini Dzat mulai menampakkan Potensial-NYA (Syuyunat), kemampuan ilmu NYA dan Sifat-sifatnya yang muncul dari Dirinya Sendiri. Kemudian Dia memproklamirkan Dirinya Sendiri : Aku adalah Allah tiada Tuhan selain aku (Thaahaa 20 : 14). ALLAH adalah Dzat Yang Maha Sempurna, Dia mencakup semua Asma dan semua sifat DALAM 99 ASMA UL HUSNA, termasuk sifat Keagungan dan Keindahannya ( Sifat Jalal dan Sifat Jamal ). Karena Allah ini mencakup semua Asma dan semua sifat, termasuk sifat Jamal dan Sifat Jalal, maka Allah disebut juga sebagai AL MUHIT (Yang Maha Meliputi).
Setelah menyatakan Dirinya Sendiri sebagai AKU, maka mulailah DIA bertindak sebagai PENGUASA (RUBUBIIYAH, kudrat) yang berkehendak (Irodat). Dia ingin dikenal ingin diketahui oleh mahluknya. Esensi Dzat ingin eksis melalui kemampuan Ilmu dan Sifat-Nya.
AKU ADALAH PERBENDAHARAAN YANG TERSEMBUNYI, MAKA OLEH SEBAB CINTA, AKU INGIN DIKENAL, MAKA AKU JADIKAN MAHLUK (NUR MUHAMAD) AGAR IA MENGENAL AKAN AKU (HADITS QUDSI).
Karena ingin diketahui maka mulailah Dia menjadi Sang Pencipta (AL KHALIQ). BILA DIA MENGHENDAKI SESUATU MAKA DIA BERKATA (MELALUI SIFAT KALAM-NYA) : KUN (JADILAH), MAKA JADI (YASIN 36 : 82).
Pernyataan tersebut merupakan tahapan kedua yang disebut WAHDAH yang dimanifestasikan sebagai cahaya, NUR MUHAMMAD.

ALLAAHU NUURUS SAMAAWAATI WAL ARDHI : ALLAH ADALAH SUMBER CAHAYA LANGIT DAN BUMI ( AN NUUR 24 : 35, AL A’RAAF 7 : 143 ).
HAI MANUSIA TELAH DATANG KEPADAMU BUKTI YANG NYATA DARI TUHAN MU DAN TELAH KAMI TURUNKAN KEPADAMU CAHAYA YANG TERANG ( AN NISA 4 : 174 ).
Pada tahapan ini, didalamnya terkandung semua potensi atau sifat-sifat yang tersembunyi. Tahapan ini disebut juga sebagai Faidhi muqdas ( Pancaran suci atau Berkah suci ). Oleh karena itu ada sesepuh yang berpendapat bahwa malam tanggal 12 Maulud, malam kelahiran Rasulullah adalah malam Berkah Suci yang membawa berkah bagi semua mahluk, sedangkan berkah pada saat Lailatul Qadar, hanya bagi orang-orang terpilih saja. Dengan demikian, adalah sangat wajar bila sesepuh tersebut berpendapat bahwa malam 12 Maulud dianggap mempunyai nilai tertinggi, sehingga diperingati secara khusus …

DAN TIADALAH ALLAH MENGUTUS ENGKAU HAI MUHAMMAD MELAINKAN UNTUK MEMBERI RAHMAT BAGI SELURUH ALAM SEMESTA (AL ANBIYA 21 : 107).

MUHAMMAD BUKANLAH AYAH SALAH SEORANG LAKI-LAKI DIANTARA KALIAN, TAPI DIA ADALAH ROSUL ALLAH DAN PENUTUP PARA ROSUL DAN ALLAH MAHA MENGETAHUI SEGALA SESUATU (AL AHZAB 33 : 40).

BEBERAPA HADIST ROSULULLAH :

ANA MINUURILLAAHI WA KHOLAQ KULLUHUM MINNUURI : AKU BERASAL DARI CAHAYA ALLAH DAN SELURUH ALAM SEMESTA BERASAL DARI CAHAYAKU.

YANG MULA-MULA DIJADIKAN ALLAH ADALAH NUR NABIMU YA JABIR. DAN ALLAH JADIKAN DARI NUR ITU SEGALA SESUATU. DAN ENGKAU WAHAI JABIR ADALAH TERMASUK SESUATU ITU.

AKU MEMILIKI WAKTU KHUSUS DENGAN TUHAN, YANG DI DALAMNYA TIADA LAGI MALAIKAT ATAU ROSULNYA.

AKU SUDAH MENJADI NABI, SEDANG ADAM ADALAH ANTARA AIR DAN LEMPUNG.

AKULAH BAPAK (SUMBER) DARI SEGALA RUH DAN ADAM ADALAH BAPAK DARI SEGALA JASAD (BASYARIYAT).
ANA AHMADUN BILLAA MIM : AKU AHMAD TANPA MIM ( AKU AHAD).

Cahaya (nur) adalah realita atau manifestasi Dzat (Allah) untuk menghadirkan atau menyatakan DIRINYA SENDIRI (KE-AKU-AN NYA, EGO-NYA) dalam keterbatasannya yang pertama …
INNI ANA’LLAAHU LAA ILAAHA ILLAA ANA …. DST
AKU ADALAH ALLAH DAN TIADA TUHAN SELAIN AKU, KARENA ITU SEMBAHLAH AKU DAN DIRIKAN SHOLAT UNTUK MENGINGAT-KU

SESUNGGUHNYA AGAMA KAMU INI SATU AGAMA SAJA, DAN AKU ADALAH TUHAN-MU, KARENA ITU SEMBAHLAH AKU ( AL ANBIYA 21 : 92 ).

Selain menyatakan DIRINYA SENDIRI Dia juga mempunyai potensi atau sifat-sifat untuk memanifestasikan DIRINYA dalam bentuk-bentuk dhohir lain. Tahapan ini disebut WAHIDIIYYAH atau HAQEEQATI INSANI, yang merupakan keterbatasan ke dua dimana pada tahapan ini (DZAT) bisa dipahami oleh panca indera.
Selanjutnya WAHIDIIYYAH dalam rinciannya akan sampai menjadi insan kamil, sampai menjadi debu, akhirnya musnah kembali kepada Allah.
SEGALA SESUATU AKAN MUSNAH KECUALI WAJAH NYA
( AL QAASHAS 28 : 88 ).

JUGA DALAM DIRI MEREKA ( FUSHSHILAT 41 : 53 )
DZAT ALLAH MELIPUTI SEGALA SESUATU ( FUSHSHILAT 41 : 54 )
DI BUMI ITU TERDAPAT TANDA-TANDA BAGI ORANG-ORANG YANG YAKIN DAN JUGA DI DALAM DIRIMU. APAKAH KAMU TIDAK MEMPERHATIKAN
( ADZ-DZAARIYAAT 51 : 21 )

Pada tahapan Wahidiiyyah, Dzat Allah bisa berada di dalam diri setiap insan, di dalam sebuah gunung, di dalam sebutir pasir bahkan di dalam debu sekalipun. Dia ada dimana-mana, namun dalam ke Esa-an Nya Dia tidak kemana-mana.
Berdasarkan penjelasan di atas, di dalam memanifestasikan DIRINYA SENDIRI, untuk keluar dari kemurniannya dan menampakan DIRINYA sampai DZAT bisa dipahami serta bisa diraba-rasakan oleh panca indera adalah melalui tiga tahapan penurunan. Mulai dari DIA (HUU) dalam KE ILLAHIAN (ULUHIYYAH) menjadi AKU (AHADIYYAH), selanjutnya AKU adalah sebagai PENGUASA (RUBUBIYAH) dan juga sebagai PENCIPTA (KHALIQIYAAH).
Pada tahapan ini, mulai tampak adanya ASMA-ASMA YANG MEMERINTAH (Asma ILLAHI). Tahapan Ahadiyyah merupakan tahapan tertinggi, dimana tahapan di bawahnya adalah tahapan WAHDAH yang disebut sebagai tahapan NUR MUHAMMAD, HAQEEQATI MUHAMMAD, disebut juga sebagai FAIDI MUQAADAS (BERKAH SUCI), kemudian selanjutnya turun ke tahapan WAHIDIIYYAH yang disebut juga sebagai HAQEEQATI INSANI.
Pada tahap Wahidiiyyah tampak adanya asma-asma yang diperintah (asma duniawi). Pada tahapan ini Dzat sudah berada dalam bentuk-bentuk dhohir yang bisa dipahami dan dapat diraba-rasakan oleh panca indera.
Ahadiiyyah adalah ke-Esa-an Dzat, wahdah adalah ke-Esa-an Sifat dan Wahidiiyyah adalah ke Esa an Asma. Oleh karena itu Ahadiiyyah, Wahdah dan Wahidiiyyah adalah Qodim …Mungkin bisa kita katakan sebagai berikut : Ahadiiyyah adalah Ke-Esa-an Dzat yang murni, Wahdah adalah kesatuan Dzat (homogen) dan Wahidiiyyahadalah kemajemukan dalam kesatuan Dzat, seperti kata-kata Bhineka Tunggal Ika. Pada tahapan Ahadiiyyah tidak ada apa-apa di sampingnya, ruang dan waktu pun belum ada, yang ada hanya Dzat semata-mata, Qiyamuhu Ta’ala Binafsihi : berdirinya Dzat dengan SENDIRINYA, Asma dan Sifat masih tersembunyi di dalam Dirinya. Oleh karena Dia ingin dikenal maka Dia keluar dari kemurniannya melalui SIFAT IRODATNYA (Kehendak-Nya) dan SIFAT KALAMNYA : KUN (JADILAH) MAKA JADI (FAYAKUN).
Oleh karena belum ada apa-apa selain DIA, maka bahan dasarnya berasal dari DIRINYA SENDIRI, dari NUR-NYA yang dijadikan NUR MUHAMMAD yang disebut juga sebagai JAUHAR AWAL, JAUHAR AKHIR, RUH IDHOFI atau WUJUD IDHOFI. Selanjutnya Nur Muhammad ini merupakan segala sumber bahan baku untuk menciptakan bentuk-bentuk lain-lainnya pada tahapan Wahidiiyyah yang dalam rinciannya adalah : alam arwah, alam mitsal, alam ajsam dan alam insan kamil, sebagai suatu ciptaan yang baru disebut MUHADDAS.
Alam arwah : adalah tahapan dimana pada tahapan ini para Ruh, segala macam jenis Ruh yang diciptakan dari Nur Muhammad, termasuk Ruh Manusia biasa, Ruh Malaikat, Ruh hewan dan tumbuh-tumbuhan terhimpun. Pada tahapan ini para Ruh tersebut sudah berikrar ketika Allah bertanya kepada mereka : BUKANKAH AKU TUHANMU, KEMUDIAN MEREKA MENJAWAB : BENAR KAMI BERSAKSI
( AL A’RAAF 7 : 172 ). Ayat ini merupakan Syahadat Awal sebagai ikrar yang pertama dari para Ruh ketika masih di Alam Arwah.

Alam mitsal : adalah dunia tamsilan, pada tahap ini sudah ada bentuk dasar (prototype, pola dasar) yang tidak bisa di pecah-pecah sebagaimana halnya dengan atom.

Alam ajsam : Tahapan ini disebut juga alam jasad, karena sudah ada bentuk yang lebih kasar dan bisa dibagi-bagi, bisa terurai (munfasil). Disebut juga sebagai alam sebab musabab. Misalnya embryo terbentuk setelah terjadi pembuahan.

Alam insan : Merupakan perpaduan seluruh tahap sebelumnya.

Bila tahapan penurunan kita rinci mulai dari Ahadiiyyah, Wahdah, Wahidiiyyah, alam arwah, alam mitsal, alam ajsam sampai ke alam Insan Kamil, maka akan kita dapatkan 7 tahapan atau martabat. Adapun tahapan-tahapan tersebut hanyalah merupakan hipotesa atau kerangka teoritis untuk mempermudah pemahaman kita dalam masalah Dzat. Maha suci Allah dari segala perumpamaan. Kita hendaknya jangan terpaku kepada Hipotesis apapun, karena Dzat Allah adalah Transenden, tidak bisa terjangkau oleh akal dan pikiran, namun keberadaanNya hanya bisa dirasakan melalui keyakinan hati dari diri kita masing –masing.
Dengan demikian manisfestasi DIRI DZAT menjadi lengkap, mulai dari ke-Abadian dalam ke-Illahian yang tanpa kwalitas (tanzih) meluas ke-Penguasaan (Rububiiyyah) yang berkwalitas (Tasbih) sampai ke-sementara-an yaitu Haqeeqati insani, mulai dari kecerdasan alam semesta, insan kamil sampai menjadi debu …Akhirnya kembali kepada Dzat. Dari Dzat kembali kepada kekekalan Dzat. ( Hukum Kekekalan Dzat, Imanensi ).
Di dalam lautan Ahadiiyyah terbentuk satu gelembung Wahdah, dari satu gelembung tersebut muncul gelembung-gelembung lain yang banyaknya sangat tak terhingga (Wahidiiyyah), bila gelembung-gelembung tersebut pecah maka mereka akan kembali kedalam lautan Ahadiiyyah yang tenang dan tenteram.
Konsep Tanuzzullat merupakan suatu teori HUKUM KEKEKALAN DZAT.
Bukan suatu hal yang mustahil bila HUKUM KEKEKALAN MASA dari ALBERT EINSTEIN yang terkenal dengan Teori Relativitas-nya dengan rumus E = M x C2 mungkin idenya berasal dari teori KEKEKALAN DZAT. Kita tidak tahu… yang kita ketahui adalah bahwa : Einstein berhasil menggetarkan inti atom sehingga menimbulkan ledakan hebat dari bom atom.

SEORANG YANG BERIMAN MANAKALA MENDENGAR ASMA ALLAH AKAN BERGETAR HATINYA (AL ANFAL 8 : 2).

Hatinya yang mana ??? Bila yang dimaksud dengan hati adalah inti, maka setiap sel bahkan setiap atom di tubuh kita mempunyai inti. Di dalam dada ada qolbu, di dalam qolbu ada fuad, di dalam fuad ada sir, di dalam SIR ada AKU.
Bila seorang mukmin bisa menggetarkan hatinya, menggetarkan qolbunya, menggetarkan setiap inti selnya, menggetarkan setiap inti atomnya, menggetarkan AKU yang ada didalamnya, maka betapa dahsyat reaksi yang terjadi, pasti lebih dahsyat dari ledakan Bom Atom.

APABILA DIBACAKAN AYAT-AYAT ALLAH KEPADA MEREKA, MAKA MEREKA MENYUNGKUR, BERSUJUD DAN MENANGIS ( MARYAM 19 : 58 ).

MERINDING KULIT ORANG-ORANG YANG TAKUT KEPADA TUHANNYA, KEMUDIAN MENJADI TENANG KULIT DAN HATI MEREKA DI WAKTU MENGINGAT ALLAH ( AZ-ZUMAR 39 : 33 ).

Setiap orang memiliki potensi tersebut. Karena Dzat Ilahiah ada di dalam diri kita masing-masing. Bagaimana caranya untuk membangkitkan energi dahsyat yang sedang tidur itu ??? Itulah yang harus dicari, pintu ijtihad masih tetap terbuka.
Silahkan cari sendiri …rahasia yang terkandung di dalam Al Qur’an. Rahasia yang terkandung di dalam diri kita sendiri. Kekuatan yang tidak kita sadari, kita sebut kekuatan pikiran alam bawah sadar ( subconscious mind ), kemampuannya jauh lebih besar dari kemampuan pikiran sadar kita ( conscious mind ). Bila kita bisa mempergunakan 15 persen dari kemampuan otak kita, kemampuan pikiran sadar kita, maka kita sudah menjadi orang yang jenius. Kemampuan kita yang 85 persen masih terpendam di alam bawah sadar kita .
Manusia terdiri dari fisik atau jasmaniah, jiwa atau nafsiah dan ruh. Demikian pula mengenai kesadarannya, ada kesadaran fisik didominasi otak kiri, kesadaran jiwa atau nafs untuk menimbang rasa berpusat di qolbu yang didalamnya ada fuad yaitu hati yang bersih. Kemudian kesadaran Ruh, tempatnya lebih dalam dari fuad ( syagofa ), berpusat di hati nurani. Menurut bahasa ilmiahnya ada yang disebut IQ Kecerdasan Intelektual berpusat di otak kiri dan yang di otak kanan ada EQ Kecerdasan Emosional dan SQ Kecerdasan Spiritual. Menurut bahasa para ahli psikologinya mungkin EGO, SUPER EGO dan ID.
Hanya melalui Kesadaran Ruh lah kita bisa berkomunikasi dengan Tuhan, karena Ruh adalah Dzat Ilahiah. Dzat Ilahiah dengan Dzat Ilahiah saling berkomunikasi.
Menurut bahasa Rosululloh Muhammad Saw :
MANUSIA ITU DALAM KEADAAN TIDUR, KETIKA MATI BARULAH MEREKA TERBANGUN . KITA HARUS BISA MATI SEBELUM MATI .

Rosulullah pun bersabda :
AKU MEMILIKI WAKTU KHUSUS DENGAN TUHAN, YANG DI DALAMNYA TIADA LAGI MALAIKAT ATAU ROSULNYA … Artinya apa ???
Kenapa tiada lagi…??? Muhammadnya kemana…??? Dimana …???
Muhammadnya... lebur … larut … tenggelam … baqo dalam Tuhan …!!!
Anna A’rabun bilaa ain…Aku Arab tanpa huruf ain… Aku Rab…
Aku Ahmad tanpa mim … Aku Ahad …
Manunggaling Kaula Gusti …!!!??? SIAPA TAKUT …!!!???

Menurut bahasa Al Qurannya :
AKU SINGKAPKAN TABIR YANG MENUTUPI MATAMU, MAKA PANDANGAN MATAMU AKAN MENJADI TAJAM ( AL QAAF 50 : 22 )

MEREKA YANG BERJUANG DI JALAN ALLAH, TENTU KAMI BIMBING MEREKA KE JALAN-JALAN KAMI ( AL ANKABUT 29 : 69 ).

BERDO’ALAH KEPADA KU NISCAYA KU PERKENANKAN BAGIMU.
( AL MUKMIN 40 : 60 )

TUHAN AKAN MEMBIMBING KEPADA CAHAYA NYA BAGI SIAPA YANG DIA KEHENDAKI ( AN NUUR 24 : 35 ).
KATAKANLAH ( Hai Muhammad ) : JIKA KAMU MENCINTAI ALLAH IKUTILAH AKU ( Muhammad ), NISCAYA ALLAH MENCINTAI KAMU DAN JUGA MENGAMPUNI DOSA-DOSA KAMU … DST … ( ALI IMRON 3 : 31 ).

Surat ALI IMRON 3 : 31 adalah perintah dari Allah agar kita mengikuti Muhammad.
Rosulullah Muhammad adalah suri tauladan bagi umat Islam. Perilaku beliau dianggap sebagai Al Qur’an yang ke dua. Berarti kita juga harus mengikuti tata cara beliau ketika di guha Hiro, sehingga bisa berkomunikasi dengan Tuhan…!!! Kata Rosulullah, belajarlah sampai ke negeri Cina. Ada apa di Cina ???


Sifat-sifat dari Ahadiiyyah dimanifestasikan dalam Wahdah. Sifat-sifat wahdah dimanifestasikan dalam Wahidiiyyah, maka Wahidiiyyah juga merupakan manifestasi sifat-sifat dari Ahadiiyyah. Akan tetapi di dalam Wahidiiyyah semua Asma dan sifat-sifat Dzat menjadi tersembunyi, dengan perkataan lain DZAT ALLAH dengan segala SIFAT-SIFAT NYA tersembunyi dalam diri setiap insan. Misalnya sifat Laesa kamislihi syae’un, tidak serupa dengan apapun, kenyataannya setiap manusia tidak ada yang serupa, sekalipun dia kembar pasti ada perbedaan, suaranya, korneanya dan garis nasibnya tidak pernah sama. Contoh lainnya adalah Sifat Hayun dan Qoyum, Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri, kenyataannya adalah jantung yang berdenyut sendiri tanpa perintah siapapun. Bila jantung manusia dibelah maka pada penampang anatominya mirip dengan lafad Allah.
Pada jantung manusia ada daerah pusat denyut yang menyebarkan energi ke segenap penjuru dinding jantung agar tetap berdenyut, sedangkan di atas hurup Lam akhir pada lafad Allah ada titik 3 yang disebut Tasydid. Tasydid pada lafad Allah mempunyai makna khusus yang sangat potensil … di dalamnya terkandung sesuatu yang luar biasa … Yang tersembunyi. Demikian menurut para sesepuh.
Kedua contoh tersebut di atas sesuai dengan firman Allah :
AKU CIPTAKAN MANUSIA DENGAN CARA YANG SEMPURNA (ATIN 95 : 4). Agar sempurna maka bahan bakunya juga harus sempurna yaitu Dzat Allah itu sendiri, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

SETELAH SEMPURNA KEJADIANNYA AKU HEMBUSKAN RUHKU KE DALAMNYA ( AL HIJR 15 : 29 ).
Ruh-Ku mengandung makna Essensi Dzat Allah ada didalam semua ciptaanNya. Berarti di dalam diri setiap manusia, ada benih-benih sifat ke-Ilahian.
Dalam biji tersembunyi benih. Benih mempunyai beraneka ragam potensi (sifat) untuk menjadi akar, batang, dahan, ranting, daun, bunga dan buah sehingga menjadi suatu pohon yang lengkap. Setelah menjadi pohon, maka benih menjadi tersembunyi di dalam pohon, demikian pula sebaliknya …
Surat Al Hijr 15 : 29 mengandung makna yang sangat universal. Ruh Allah, Dzat Ilahiah tidak hanya sekedar di dalam diri setiap umat manusia namun juga berada di dalam semua benda - mahluk ciptaan Allah. Misalnya di dalam bunga-bungaan yang berwarna-warni, sehingga bunga-bunga tersebut tampak menjadi sangat indah, karena di dalamnya ada Ruh Allah, ada Dzat Ilahiah. Bisa kita bayangkan bila bunga-bungaan itu hanya mempunyai satu warna putih saja seperti bunga Angrek Bulan, pasti akan membosankan. Sehingga muncul rekayasa genetika, cara penyilangan yang bisa menghasilkan bunga Angrek Bulan yang berwarna hitam dan yang berwarna-warni. Harga bunga Angrek Bulan yang hitam dan yang berwarna-warni lebih mahal dari bunga Angrek Bulan yang putih. Lalu kenapa kita harus membeda-bedakan sesama umat manusia, berdasarkan ras atau warna kulitnya??? Semua umat manusia sama dimata Allah yang berbeda adalah kadar keimanan dan ketaqwaannya.
DAN DI ANTARA TANDA-TANDA KEKUASAAN-NYA ADALAH PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI, ADANYA ANEKA BAHASA DAN WARNA KULITMU
( AR-RUM 30 : 22 ).
ORANG YANG PALING MULIA DI SISI ALLAH ADALAH DIA YANG PALING TAQWA DIANTARA KALIAN ( AL HUJURAT 49 : 13 ).
Oleh karena itu, untuk meningkatkan keberagamaan dan keberimanan kita, sudah sewajarnya dan sudah seharusnya bila di dalam perjalanan hidup ini, kita mulai melangkah dari bentuk-bentuk lahiriyah (eksternal) menuju kepada makna yang haqiqi dan tersembunyi (bathin), dari makna yang tersurat kepada makna yang tersirat. Demikian, karena Allah telah membuat perumpamaan-perumpamaan …
Kata Jalaluddin Rumi : Jangan terpaku pada bentuk. Bila kau bijak ambillah mutiara dari cangkangnya.
Oleh karena itu, JANGAN TERPESONA, JALAN TERUS, JANGAN MANDEG.
Sebagai umat Islam setiap hari minimal 17 kali kita memohon kepada Allah :
TUNJUKANLAH JALAN YANG LURUS ( AL FAATIHAH 1 : 6 ).
Kemudian Tuhan berfirman :
INILAH JALAN YANG LURUS MENUJU KEPADA KU ( AL HIJR 15 : 41 ).

KATAKANLAH : INILAH JALANKU, AKU MENGAJAK KAMU KEPADA ALLAH DENGAN PENGLIHATAN YANG NYATA ( YUSUF 12 : 108 ).

Selanjutnya terserah kita, apakah kita akan melalui jalan tersebut atau tidak. Manusia diberi kebebasan untuk memilih jalan mana yang akan dilaluinya. Jalan ke kiri atau ke kanan, ke atas atau kebawah semuanya berada dalam ketentuan hukum-hukum Tuhan. Semuanya berada dalam Ke-Esa-an Tuhan. Lalu bagaimana kita bisa yakin bahwa madu itu manis, bila belum pernah mencicipinya. Bila kita benar-benar mencintai Allah, mau tidak mau kita harus melalui jalan itu, bila tidak berarti kita mencintai yang lain selain Allah. Berarti kita mempersekutukan Allah melalui dosa syirik yang tersembunyi, sehingga akhirnya kita (Umat Islam) akan hancur.
INILAH JALANKU YANG LURUS, HENDAKNYA KAMU MENGIKUTINYA, JANGAN IKUTI JALAN-JALAN LAIN, SEHINGGA KAMU TERCERAI BERAI DARI JALAN NYA… DEMIKIANLAH DIPERINTAHKANNYA KEPADAMU, SUPAYA KAMU BERTAKWA. ( AL AN’AM 6 : 153 ).

BERUNTUNGLAH ORANG-ORANG YANG MENYUCIKAN JIWANYA DAN MERUGILAH ORANG-ORANG YANG MENGOTORINYA ( AL SYAMS 91 : 10 ).

Sesungguhnya sebelum alam semesta dengan segala isinya diciptakan oleh Tuhan, gagasan dan rancangannya sudah ada sebagai ide didalam DIRINYA, DI DALAM PIKIRAN TUHAN, DI DALAM PENGETAHUAN TUHAN, merupakan bentuk-bentuk imaginer (bayangan) di dalam DIRINYA. Tuhan adalah satu tapi ide NYA banyak. Bentuk-bentuk imaginer itulah yang disebut al a’yan tsabiita.
AKU MENCIPTAKAN ENGKAU SEBELUMNYA, KETIKA ENGKAU BELUM APA-APA ( AL MARYAM 19 : 9 )
BUKANKAH TELAH DATANG ATAS MANUSIA SATU WAKTU DARI MASA, SEDANG DIA KETIKA ITU BELUM MERUPAKAN SESUATUYANG DAPAT DISEBUT ( AL INSAN 76 : 1 ).

DIA MENCIPTAKAN MANUSIA DALAM BAYANGAN RAHMAN ( HADITS ).
DIA MENCIPTAKAN MANUSIA (ADAM) SEBAGAIMANA WAJAH NYA.
( HADITS ).

Sebelum penciptaan dilaksanakan, Dia telah mengetahui akan segala macam rinciannya sampai ke bentuk debu sekalipun, oleh karena DIA adalah AL ALIM Yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
DIA MAHA MENGETAHUI AKAN SEGALA CIPTAAN-NYA (YASIN 36 : 78).
ALLAH MERANGKUM SEGALA SESUATU DALAM ILMUNYA
(AT THOLAQ 65 : 12).

KEPUNYAAN ALLAH SEGALA YANG ADA DI LANGIT DAN DI BUMI DAN ALLAH MERANGKUM (DALAM ILMUNYA) SEGALA SESUATU
(AN NISA 4 : 126).

TIADAKAH MEREKA MELAKUKAN PERJALANAN DI MUKA BUMI, SEHINGGA MEREKA MEMPUNYAI HATI YANG DENGAN ITU MEREKA MERASA DAN MEMPUNYAI TELINGA YANG DENGAN ITU MEREKA MENDENGAR. SUNGGUH BUKANLAH MATANYA YANG BUTA TETAPI YANG BUTA ADALAH HATINYA YANG ADA DI DALAM DADA
( AL HAJJ 22 : 46 ).

DIA AKAN MEMBERI PETUNJUK KEPADA HATINYA ( AT-TAGABUN 64 : 11 ).

DIALAH YANG MENCIPTAKAN PENDENGARAN, PENGLIHATAN DAN HATI BAGIMU, TETAPI SEDIKIT SAJA KAMU BERSYUKUR ( AL MU’MINUN 23 : 78 ).

JANGANLAH IKUTI APA YANG TIADA KAMU KETAHUI.
SUNGGUH, PENDENGARAN, PENGLIHATAN DAN HATI MASING-MASING AKAN DIMINTAI PERTANGGUNGAN JAWAB
( AL ISRA 17 : 36 ).

LIDAH, TANGAN DAN KAKI MEREKA MENJADI SAKSI ATAS APA YANG MEREKA LAKUKAN ( AN NUUR 24 : 24 )
BERKATALAH KEPADA KAMI TANGAN MEREKA DAN MEMBERI KESAKSIANLAH KAKI MEREKA TERHADAP APA YANG DAHULU MEREKA USAHAKAN ( YAASSIIN 36 : 65 )

Allah Maha Pencipta. Dia yang menciptakan jagad raya, alam semesta dengan segala isinya. Allah menciptakan manusia dengan cara yang sempurna, bentuk yang sempurna, diberi mata dan telinga untuk menerima informasi, otak untuk berpikir dan hati untuk mempertimbangkan salah dan benar kemudian disimpan di alam bawah sadar. Pada umumnya manusia lebih menyukai informasi yang negatif, sehingga hatinya berkarat, tertutup hal-hal negatif. Di akhirat nanti semuanya akan dimintai pertanggungan jawab termasuk hati, yaitu hati yang tidak pernah mengucapkan Asma Allah. Nuraninya tertutup, benih-benih Ke-Ilahiannya tertutup ego, tertutup berhala duniawi. Biang semua berhala adalah egomu sendiri, demikian kata Rumi. Umat yang seperti itu pasti akan hancur. Ruh tidak pernah dituntut, karena Ruh adalah bagian dari Dzat Allah yang Suci tidak akan kena polusi duniawi. Ruh berasal dari
Demikianlah Allah sebagaimana seorang Arsitek yang akan membangun suatu proyek dimana gagasan dan rancangan proyek tersebut sudah ada di dalam pikiran si Arsitek sesuai dengan pengetahuannya sebagai seorang Arsitek. Gagasan dan rancangan tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk gambar dan rinciannya serta dibuatnya pula bentuk-bentuk miniaturnya sesuai dengan selera si Arsitek.
Allah adalah Maha Arsitek dan DIA adalah AL QADIR Yang Maha Kuasa atas segalanya, semua ciptaan –Nya tergantung kepada Kehendak-Nya. Segala macam ciptaan Nya disebut Makhluk. Makhluk tidak memiliki wujud, kecuali Allah menghendakinya. Hanya Allah yang memiliki wujud mutlak dan Dialah pemilik kehidupan … Kata Einstein semua yang tampak hanya ilusi, hanya bayangan. Karena semua benda, semua atom bisa berubah wujud menjadi energi yang bergetar, yang dinamakan energi Quanta, tidak berwujud dan tidak tampak oleh mata. Energi Quanta bisa berubah menjadi cahaya atau warna dan bisa kembali menjadi atom. Ternyata di dalam setiap energi Quanta sudah terprogram untuk menjadi bahan baku semua benda di alam semesta. Pertanyaannya adalah siapa yang membuat program tersebut ??? Semua Energi adalah Cahaya yang berasal dari SUMBER YANG SATU, dari DIA Yang Maha Memiliki Kudrat dan Irodat atas segala sesuatu...
Berdasarkan penjelasan di atas bisa kita ambil suatu kesimpulan bahwa makhluk ciptaan tidak bisa disamakan dengan Sang Penciptanya. Makhluk tetap makhluk sampai kapanpun, Tuhan tetap Tuhan sampai kapanpun. Seorang hamba jelas tidak bisa berubah menjadi Tuhan.
Walaupun demikian, oleh karena bahan bakunya berasal dari Dzat Allah, maka semua aspek-aspek ketuhanan ada di dalam diri setiap makhluk. Perbedaannya adalah aspek-aspek ketuhanan dalam diri makhluk menjadi tidak sempurna, terikat pada keterbatasan-keterbatasan. Aspek-aspek Ketuhanan dalam DIRI DZAT adalah sempurna, mutlak dan abadi, bebas dari segala keterbatasan… Biji gandum setelah menjadi roti, dia tidak punya kemampuan lagi untuk mengeluarkan benih, namun zat gandumnya tetap ada di dalam roti. Hal ini sesuai dengan hukum kekekalan masa dari Einstein, bila suatu masa energi berubah bentuk menjadi masa energi lain maka potensialitasnya akan berkurang, karena ada bagian masa energi yang hilang.
Dengan demikian keberadaanNYA bisa dimana-mana. Dzat Allah meliputi segala sesuatu ( FUSHSHILAT 41 : 54 ). Namun di dalam ke-Esa-annya Dia tidak kemana-mana. Juga di dalam dirimu apakah engkau tidak memperhatikan ( Adz-DZAARIYAAT 51 : 21 ). Kemanapun engkau menghadap disanalah Wajah Allah, sesungguhnya Allah meliputi segala sesuatu dan mengetahui segala sesuatu (AL BAQARAH 2 : 115). Dia bersamamu dimanapun engkau berada (AL HADID 57 : 4).
Berarti Allah akan selalu mengawasi dan menjadi saksi atas segala tingkah laku kita dimanapun kita berada. Apakah kita tidak malu?

SESUNGGUHNYA ALLAH SELALU MENGAWASI KAMU (AN NISA 4 : 1).
DAN TUHAN MENYAKSIKAN SEGALANYA (AL AHZAB 33 : 52).
DI DALAM DIRI MANUSIA ADA YANG MELIHAT ( AL QIYAMAH 75 : 14 ).
AKU BUKA TABIR YANG MENUTUPI MATAMU, MAKA PANDANGAN MATAMU MENJADI TAJAM ( AL QAAF 50 : 22 ).
penglihatan di dalam Surat Al Qaaf 50 : 22 bukan berarti ketajaman penglihatan mata lahir, akan tetapi mata bathinnya, intuisinya atau pirasatnya, kecerdasannya, nalarnya menjadi tajam. Sehingga orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah akan menjadi kreatif dan inovatif, menjadi panutan dan menjadi nara sumber bagi orang-orang di sekitarnya. Kemampuannya melebihi orang-orang yang jenius. Otak kiri dan otak kanannya bekerja selaras, serasi dan seimbang. Kemampuan kekuatan alam bawah sadarnya meningkat. Karena Allah sendiri yang akan memberikan pengetahuan kepadanya. Allah akan membimbing dengan Cahaya-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Karena Allah adalah Guru Sejatinya…
Sesungguhnya pikiran alam bawah sadar itu adalah kesadaran Ruh… Kesadaran tingkat tinggi … yang disebut KESADARAN SEJATI … Kesadaran dari HATI NURANI yang membawa kita menuju kepada Ilahi Robbi… Sumber Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati … Sesungguhnya Hukum-Hukum Allah Yang Asli sudah tercetak di dalam hati nurani setiap manusia, sebagai fitrah manusia, namun tertutup oleh nafsu duniawi…

Sifat-sifat Dzat

Sifat Dzat adalah merupakan manifestasi dari Asma dan Asma merupakan manifestasi daripada Dzat. Berarti Sifat juga merupakan manifestasi daripada Dzat. Di dalam setiap Sifat Dzat terkandung suatu potensi untuk bertindak dan berbuat yang akan menimbulkan akibat-akibat. Sebagai akibat penciptaan maka muncul kehidupan. Adanya kehidupan mengakibatkan munculnya kesadaran akan adanya Dzat. Bila tak ada kehidupan maka tidak akan ada yang menyebut Asma Allah.

Yang pertama kali mengajukan konsep sifat dua puluh dari DZAT adalah Abu Hasan Al Ashary, ulama besar pendiri mahzab Ahlussunnah Wal Jamaah yang ahli dalam Ilmu Kalam (ilmu Usuluddin). Konsep sifat dua puluh tersebut sampai saat ini telah dikenal dan diyakini oleh masyarakat Islam secara luas.

Pada waktu itu konsep Al Ahsary ini banyak mendapat tantangan dari para ulama lainya, diantaranya adalah Hambali dan Al Ghazali yang berpendapat bahwa masalah Ketuhanan tidak bisa dijangkau hanya atas dasar konsepsi akal manusia, Ilmu Kalam ajaran Al Ashary dianggap sebagai penyebab timbulnya silang pendapat diantara sesama Umat Islam.
Adanya perselisihan pendapat diantara para ahli Ilmu Kalam, para ahli filsafat Islam dan para ahli Ilmu Fiqih mengakibatkan umat Islam terpecah belah menjadi bermacam-macam aliran (mazhab), antara lain adalah Mazhab Hanafi, Mazhab Hambali, Mazhab Maliki dan Mazhab Safi’i.
Al Ghazali berhasil mempersatukan pola fikir para ahli syari’at Ilmu Kalam dan pola pikir ahli syari’at Ilmu Fiqih dan juga pola pikir mereka dengan para sufi ahli Tasawwuf. Menurut Al Ghazali : Pendekatan diri dan ma’rifat kepada Allah tidak bisa dilakukan melalui Ilmu Kalam maupun melalui Ilmu Fiqih, akan tetapi harus melalui jalan yang ditempuh oleh para sufi ahli tasawwuf yaitu : Bersihkan hati, istirahatkan pikiran melalui dzikrullah untuk mencapai fana dan kasyaf.
Jalan tersebut penuh dengan bermacam-macam tantangan dan ujian dari Allah yang harus diatasi dengan tetap berpegang pada Tali Allah, bersih hati, rasa kasih-sayang, ketawakalan, kesabaran dan keihklasan serta dzikrullah, mengingat Allah. Oleh karena dengan dzikrullah itulah hati akan menjadi tenang dan tentram, tidak akan ada perselisihan lagi, karena sadar bahwa Allah-lah Yang Maha Benar. Akhirnya mi’raj melalui proses fana dan kasyaf.
Kesempurnaan keberagamaan seorang adalah bila dia telah mencapai tahapan iman, islam dan ihsan. Iman bisa dipelajari melalui ilmu Usuluddin. Islam dipelajari melalui ilmu Fiqih. Ihsan hanya bisa dicapai melalui tasawwuf.
Al Kisah : Ada seorang yang bertanya kepada Rosulullah : Ya Rosulullah apakah Ihsan itu? Kemudian Rosulullah menjawab : Ihsan ialah keadaan ketika engkau menyembah Allah, seakan-akan engkau melihat NYA, bila sekiranya engkau tidak melihat NYA, maka Allah akan melihat engkau.
Para ulama Tasawuf mengatakan bahwa Syare’at tanpa Haqekat adalah hampa, sedangkan Haqekat tanpa Syare’at adalah batal…
Junaed Al Bagdady mengatakan : Syare’at tanpa Haqeqat adalah fasik, sedangkan haqekat tanpa Syare’at adalah zindik, bila seseorang melakukan keduanya maka sempurnalah kebenaran orang itu. Seorang sufi, dia fana dalam dirinya dan baqa dalam Tuhannya. Menurut beliau tasawuf adalah mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat tercela.
Menurut Asy-Syadzili tasawuf adalah praktik dan latihan diri melalui cinta yang dalam dan ibadah untuk mengembalikan diri kepada jalan Tuhan.
Ada juga yang mengatakan bahwa tasawuf adalah membina kebiasaan baik serta menjaga hati dari berbagai keinginan dan hasrat hawa nafsu. Tasawuf adalah ilmu untuk memperbaiki hati dan menjadikannya memasrahkan diri semata-mata kepada Allah. Jalan tasawuf dimulai sebagai ilmu, ditengahnya adalah amal dan pada akhirnya adalah karunia Allah.
Abu Bakar Aceh mengatakan bahwa Al Qur’an adalah sumber pokok, Hadits-Sunnah Rosul petunjuk pelaksanaan yang penting, sedangkan Tassawuf adalah urat nadi pelaksanaan ajaran tersebut.
Tasawuf adalah suatu seni perjalanan spiritual yang transendental, bukan merupakan pekerjaan intelektual melalui kajian ilmiah, bahkan menurut para sufi ilmu pengetahuan merupakan tabir yang sangat pekat.
Mengenai masalah mistik atau tasawuf ini Simuh cenderung memilih definisi dari kamus Inggris yang disusun oleh Hornby dkk yaitu :
Ajaran atau kepercayaan tentang haqekat (kebenaran sejati) atau Tuhan bisa didapatkan melalui meditasi atau tanggapan kejiwaan yang bebas dari tanggapan akal pikiran dan pancaindera. Ciri khusus tassawuf adalah proses fana dan kasyaf.
Tasawwuf sesuai dengan ajaran Al Ghazali secara garis besarnya adalah pelajaran tentang tata cara memurnikan atau mensucikan jasmani dan ruhani, mensucikan lahir dan batin agar bisa menjadi insan kamil yang mendapatkan keridhoan Allah… disertai dzikrullaah sehingga mencapai proses fana dalam dirinya, baqa dalam Tuhannya, musnah ke-aku-annya, tenggelam dalam Tuhannya. Akhirnya kasyaf terbukanya hijab. Dari tulisan-tulisan tentang tasawuf ini, jelas bahwa basis dari tasawuf adalah kesucian hati serta cara menjaganya dari segala hal yang bisa mengotorinya kemudian hasil akhirnya adalah hubungan yang benar-benar harmonis antara manusia dengan Penciptanya.
Dzat Allah merupakan sumber kehidupan. Akibat adanya sifat-sifat kehidupan muncul kesadaran akan adanya (keberadaan) Dzat. Bila tidak ada kehidupan (insan) maka tidak akan ada yang menyebut Asma Dzat (Allah), tak ada yang bersyahadat :
LAA ILAAHA ILALLAAH MUHAMMADAROSULULLAAH…
Pernyataan pertama Laa ilaaha ilallaah memberi nafas kehidupan kepada pernyataan kedua Muhammadarosulullah sedangkan pernyataan kedua menyatakan adanya Dzat Allah. Dengan demikian pernyataan pertama dan kedua sangat erat kaitannya, kedua-duanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain, merupakan suatu kesatuan dua kalimah Syahadat, dwi tunggal yang menurut istilah para sesepuh adalah loro-loroning tunggal, tunggal-tunggaling wisesa.
Artinya kurang lebih adalah : dua dalam kemanunggalan, manunggal dalam keEsaan Dzat Yang Maha Kuasa.
Dalam KeEsaanNya Dzat mempunyai bermacam-macam Asma dan bermacam-macam Sifat. Keberagaman Asma dan Sifat tidak menyebabkan Dzat bertambah menjadi lebih dari satu. Dalam ke Esaan Nya, Dzat tidak menjadi berjenis-jenis.
Sifat yang beragam, kebalikkan dan pertentangannya adalah satu didalam aspek keEsaan Dzat. Misalnya Asma Hadi (Yang memberi petunjuk benar) dan Asma Mudzil (yang menyesatkan), dimana Asma yang satu tidak mengganggu Asma yang lain. Dengan demikian :
Siapapun yang telah diberi petunjuk Allah, maka tak ada sesuatu apapun yang bisa menyesatkannya, dan siapapun yang telah disesatkan Allah, Rosulullahpun tidak bisa meluruskannya.
BARANG SIAPA YANG DIBERI PETUNJUK OLEH ALLAH MAKA DIALAH YANG DAPAT PETUNJUK DAN BARANG SIAPA YANG DISESATKAN-NYA, MAKA KAMU TAK AKAN MENDAPAT SEORANG PEMIMPINPUN YANG DAPAT MEMBERI PETUNJUK KEPADANYA ( AL KAHFI 18 : 17 ).

SIAPA-SIAPA YANG DIKEHENDAKI ALLAH DIBIARKAN NYA SESAT, SIAPA-SIAPA YANG DIKEHENDAKI ALLAH DITEMPATKAN NYA DI JALAN YANG LURUS. (AL AN’AM 6 : 39).

Sesungguhnya Dzat tidak mempunyai manifestasi apapun tanpa manifestasi dari Asma dan Sifat. Apapun yang ada, sifat baik maupun sifat jahat adalah merupakan akibat dari manifestasi Asma dan Sifat, bukan manifestasi dari Dzat.
Dalam hal ini harus kita ingat bahwa semua kebaikan berasal dari Allah. Dibalik ujian dari Tuhan yang terjadi pada diri kita itulah yang terbaik, karena selalu ada hikmah. Semua keburukan yang terjadi pada diri kita, itu karena ulah kita sendiri yang melenceng dari sunnatullah.
APAPUN KEBAIKAN YANG KAMU TERIMA, DATANGNYA DARI ALLAH APAPUN BENCANA YANG MENIMPA DIRIMU, KARENA KESALAHANMU.
( AN-NISAA 4 : 79 )

BERSABARLAH MENUNGGU KEPUTUSAN TUHANMU, SESUNGGUHNYA ENGKAU BERADA DALAM PENGAWASAN KAMI DAN BERTASBIHLAH DENGAN MEMUJI TUHANMU SEWAKTU KAU BANGKIT BERDIRI DAN BERTASBIHLAH KEPADA-NYA PADA WAKTU MALAM DAN TATKALA BINTANG-BINTANG TENGELAM DI SAAT FAJAR ( ATH-THUR 52 : 48-49 ).

Setelah kita menggali dan mempelajari kerangka teoritis atau hipotesa tentang Dzat serta penurunan martabat Dzat sampai kepada rincian Wahidiyyah maka secara garis besarnya akan tampak empat kerangka dasar dari hipotesa tersebut :

1. WUJUD (KEBERADAAN, ESENSI, EKSISTENSI).
Adalah merupakan manifestasi dari sesuatu yang sebelumnya tidak ada, menjadi ada. Dari bentuk imaginer (a’yan-I-tsabiita) dalam pengetahuan Tuhan, kemudian Tuhan yang menjadikan mereka wujud. Dari esensi Dzat, muncul eksistensi Dzat kemudian muncul kehidupan dalam tahapan Wahidiiyyah.

2. ILMU (PENGETAHUAN).
Adalah suatu konsepsi (ide) serta aktualisasi atau pembuktian dan perwujudan dari objek-objek yang diketahui. Hanya Tuhan yang memiliki semua ilmu. Dia Yang maha mengetahui segala sesuatu. Dari pengetahuan diri, menjadi pengetahuan akan kemampuan diri yang maha mendengar, maha melihat … kemudian terealisir menjadi panca indera.

3. NUR ( CAHAYA, KEPRIBADIAN, EGO ).
Adalah manifesatasi Diri Nya sendiri sehingga Dia tampak sebagai yang lain. Dia membimbing dengan Cahaya Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia adalah Cahaya langit dan bumi. Dia sebagai Nurul Ilman, Nurul Iman, Nurul Islam dan Nurul Ihsan.

4. SYUHUUD ( KETAATAN, KEKUASAAN, KEHENDAK ).
Kesadaran akan potensi diri akan menimbulkan ketaatan, kekuasaan dan kehendak. Dia sendiri yang maha taat akan janji Nya. Dia yang ditaati dan Dia adalah ketaatan itu sendiri. Dia membuktikan Ketaatan Dirinya sendiri melalui proses-proses Tanuzzulaat secara bertahap, merupakan suatu proses keluarnya yang ghoib (yang tidak tampak) dan internal (bathin) menjadi tampak (eksternal), merupakan proses penyaksian dari Dirinya Sendiri melalui Cerminnya sendiri.

Dzat Wajibul Wujud

Maha suci Allah dari segala macam perumpamaan. Walaupun demikian di dalam Al Qur’an, keberadaan wujud Allah merupakan keberadaan wujud yang paling dimanifestasikan. Setiap yang berwujud akan mempunyai nama dan sifat.

TUHAN ADALAH CAHAYA LANGIT DAN BUMI. PERUMPAMAAN CAHAYA ALLAH ADALAH SEPERTI RONGGA DALAM DINDING. DALAM RONGGA ITU ADA PELITA PELITA ITU DALAM BOLA KACA. KACA ITU LAKSANA BINTANG BERKILAU. DINYALAKAN DENGAN MINYAK JAITUN YANG DIBERKATI, YANG TUMBUHNYA BUKAN DI TIMUR DAN BUKAN DI BARAT, YANG MINYAKNYA SAJA HAMPIR-HAMPIR BERKILAU DENGAN SENDIRINYA, WALAUPUN API TIDAK MENYENTUHNYA. CAHAYA DI ATAS CAHAYA. ALLAH MENUNTUN KEPADA CAHAYANYA BAGI SIAPA SAJA YANG DIA KEHENDAKI. DAN ALLAH MEMBUAT PERUMPAMAAN BAGI MENUSIA. ALLAH MAHA MENGETAHUI SEGALANYA
( AN NUR 24 : 35 ).

( CAHAYA ITU MENERANGI ) RUMAH-RUMAH DI DALAMNYA ALLAH BERKENAN UNTUK DIHORMATI DAN DISEBUT NAMANYA DAN BERTASBIH DI WAKTU PAGI DAN DAN PETANG
( AN NUR 24 : 36 ).

Keberadaan (eksistensi, kehadiran) Dzat yang dimanifestasikan disebut WUJUD IDHOFI, dinamakan juga bayangan. ALAM TARO ILLAA ROBBIKA KAIFA MADDAZHZHILLA : APAKAH KAMU TIDAK MEMPERHATIKAN TUHAN MEMANJANGKAN BAYANG-BAYANG-NYA (AL FURQAAN 25 : 45).
Agar DIA bisa merefleksikan bayangan DIRI-NYA SENDIRI, maka Dia telah membuat cermin-cermin yang beraneka ragam dari DIRI-NYA SENDIRI. Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah merupakan cermin-cermin tersebut. Cermin yang baik adalah cermin yang mempunyai dua sisi, yaitu sisi terang dan sisi gelap (sifat Jamal dan sifat Jalal). Dalam hal ini ternyata manusia mempunyai sifat seperti cermin tersebut, karena manusiapun mempunyai dua sisi, yaitu qolbu sebagai sisi terang dan jasmani sebagai sisi gelap. Semakin terang qolbu, semakin jelas pula qolbu merefleksikan Tuhan, sesuai dengan Hadits Qudsi :

AKU TIDAK BISA BERADA DI BUMI ATAU PUN DI LANGIT, TAPI AKU BISA BERADA DALAM QOLBU SEORANG MUKMIN YANG BENAR (HADITS).

DI DALAM SETIAP RONGGA ANAK ADAM, AKU CIPTAKAN SUATU MAHLIGAI YANG DISEBUT DADA, DI DALAM DADA ADA QOLBU, DI DALAM QOLBU ADA FUAD, DI DALAM FUAD ADA SIR, DI DALAM SIR ADA AKU, TEMPAT AKU MENIMPAN RAHASIA … (HADITS).

Setiap cermin tidak ambil bagian dalam pengamatan, cahaya yang terang benderang dan kegelapan cermin merupakan alat pengamatan. Walaupun cerminnya beraneka ragam, namun WAJAH SANG PENGAMAT TETAP SATU. Bila kemudian cerminnya hancur luluh, WAJAH SANG PENGAMAT TETAP ABADI ….

Haqiiqati Muhammad (Realitas Muhammad)

Dzat (Allah) memanifestasikan (menyatakan) Dirinya sebagai NUR, Utusan-Nya sebagai Nur, Kitabnya (Al Quran) sebagai Nur, Agama-Nya (Islam) sebagai Nur, Ilmu-Nya sebagai Nur, Iman dan Ihsan sebagai Nur. Oleh karena itu adalah wajar bila Al HALLAJ mengajukan konsep tentang NUR MUHAMMAD sebagai penciptaan awal dari segala macam ciptaan Allah.
Seperti halnya Al Ashary, maka Al Hallaj pun mendapat banyak tantangan dari para ulama lainnya, sehingga Al Hallaj mengalami nasib yang sangat tragis.
Sebaiknya kita tidak terlalu terpaku untuk memperdebatkan kedua konsepsi tersebut, masalah keyakinan tidak bisa dipaksakan, tergantung kepada diri kita masing-masing. Kedua konsep tersebut hanyalah sekedar kerangka teoritis untuk memudahkan pemahaman kita akan keberadaan Dzat LAESA KAMITSLIHI SYAI’UN, tidak serupa dengan apapun. Sesungguhnya Maha Suci Allah dari segala macam perumpamaan… Nur Muhammad dianggap sebagai kesadaran kosmik (SIR)… Di dalam SIR ada AKU.. merupakan sumber asli dari semua pernyataan Diri dalam rinciannya mulai dari Wahdah sampai ke Wahidiiyyah, Haqiiqati Insani, Insan Kamil sampai menjadi debu.
AKU BERASAL DARI CAHAYA ALLAH DAN SELURUH ALAM SEMESTA BERASAL DARI CAHAYAKU…(HADITS).

AKU ADALAH BAPAK DARI SEGALA RUH DAN ADAM ADALAH BAPAK DARI SEGALA JASAD…(HADITS).

Sebagai Berkah Suci yang memberi RAHMAT kepada seluruh alam semesta, maka Haqiiqat Muhammad adalah lebih berhak untuk mendapat gelar JURU SELAMAT dari pada Nabi-Nabi lainnya yang hanya sekadar diutus untuk satu Kaum saja, yaitu Bani Israil, bukan untuk Bangsa Indonesia ataupun untuk bangsa-bangsa lain.
Di dalam setiap khutbahnya Rosulullah senantiasa mengawali Firman Allah dengan seruan sebagai berikut :
HAI MANUSIA atau HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN atau HAI BANI ADAM, HAI ORANG-ORANG KAFIR, HAI AHLUL KITAB.
Berarti Wahyu Islami atau Firman Allah yang disampaikan oleh Rosulullah sesungguhnya ditujukan untuk seluruh umat manusia di dunia, tidak hanya bagi yang muslim saja. Wahyu Islami tidak pernah mengajarkan masalah dosa waris dan tidak pernah mengajarkan bahwa dosa seseorang bisa ditanggung orang lain.

KATAKANLAH : BAGIKU AMALKU DAN BAGIMU AMALMU. KAMU TIADA BERTANGGUNG JAWAB ATAS APA YANG AKU LAKUKAN DAN AKU TIADA BERTANGGUNG JAWAB ATAS APA YANG KAMU LAKUKAN (YUNUS 10 : 41).

BARANG SIAPA MENGERJAKAN KEBAIKAN SEBESAR DEBU, NISCAYA AKAN DILIHATNYA BALASAN DARI KEBAJIKAN ITU DAN BARANG SIAPA MENGERJAKAN KEJAHATAN NISCAYA AKAN DILIHATNYA BALASAN DARI KEJAHATAN ITU (AZ ZILZAL 99 : 7-8).
Sebagai berkah suci maka Haqiiqat Muhammad mencakup semua Asma Dzat, kecuali Asma Hadi ( Yang Memberi Petunjuk ), sedangkan Asma kebalikan dan pertentangannya dicakup oleh Iblis kecuali Asma Mudzil ( Yang menyesatkan ).
Semua mahluk sangat tergantung kepada Allah Yang Maha Meliputi segala sesuatu.
Bila seseorang telah diberi petunjuk Allah maka iblis pun tak akan bisa menyesatkannya demikian pula sebaliknya, bila seseorang telah disesatkan Allah, Rosulullah pun tidak akan bisa meluruskannya, kehendak Allah juga yang berlaku.

HAQIIQATI MUHAMMAD MEMPUNYAI 2 ASPEK :
1. Aspek Internal (Bathin).
Sebagai NUR merupakan realisasi (manifestasi) DIRI DZAT yang menerangi benda-benda lain (SIFAT JAMAL). Mula-mula Allah menjadikan alam semesta ini dalam kegelapan (SIFAT JALAL) : INNA’LLAAHA KHOLAQOL KHOLAQO FIZHZHULUMAATIN, kemudian diterangi oleh NUR MUHAMMAD : MINAZHZHULUMAATI ILAN NUURI. Dari gelap menjadi terang. Tuhan akan membimbing dengan Cahaya Nya kepada CahayaNya.
Dalam kehidupan sehari-hari yang pertama kali kita rasakan adalah adanya cahaya, kemudian benda-benda, bentuk-bentuk dhohir, semua yang ada di dunia ini bisa terlihat dengan jelas.

2. Aspek Eksternal (Zhohir).
Adalah Muhammad yang diciptakan sebagai INSAN, sebagai HAMBA dan UTUSAN ALLAH (ABDUHU WA ROSULLUHU). Sebagai Insan, Jasmani Muhammad adalah REALITAS KEMANUSIAAN (HAQIIQATI INSANIAH). RUUHI AZAAM (RUUHI MUHAMMAD YANG DICIPTAKAN DARI NUR MUHAMMAD), sampai ke Insan Kamil. YANG PERTAMA KALI DICIPTAKAN ALLAH ADALAH AKAL DAN CAHAYAKU (HADITS ROSULULLAH).
Kenyataannya dalam Ilmu Embriologi manusia, setelah terjadi pembuahan, organ janin yang pertama kali tampak berkembang adalah OTAK ….

TAJALLIYAAT (Pemunculan)

Laa ilaaha illallaah : Tiada Tuhan selain Allah. Laa (tiada, nafi) adalah merupakan pemusnahan diri dan dunia (fana) kemudian menjadi kekal (baqa) dalam Tuhan, hanya Ahadiiyyah ( Allah ) yang ada( isbat ), Yang Maha Luas tanpa keterbatasan pengetahuan, tanpa keterbatasan ruang, waktu atau apapun juga.
Pemusnahan diri berarti mengosongkan hati dan pikiran dari segala macam permasalahan. Hati dan pikiran tercurah semata-mata hanya kepada Allah, hilangkan ke aku an (ego) kita. Itulah yang disebut dzikir atau meditasi. Pada saat ke-aku-an kita sirna, fana menurut Al Ghazali atau samadi menurut orang hindu, maka Ke-Aku-an Dzat akan muncul untuk memperlihatkan Jamal Nya (Keindahan NYA) dan masuk ke dalam kekosongan kita. Itulah yang disebut kasyaf.
AKU dengan AKU yang ada di dalam diri kita saling berhadapan.
Aku mengenal Tuhan melalui Tuhan (hadits).
Aku mempunyai waktu khusus dengan Tuhan, di dalamnya tidak ada lagi malaikat dan rosulnya ( Hadits ).

Haqq (Kebenaran) tersembunyi di dalam Ruh, Ruh tersembunyi di dalam Qolbu dan Qolbu (bathin) tersembunyi di dalam Qaalib (tubuh). Penggerak tubuh adalah Ruh, penggerak Ruh adalah Al Haqq (Al Bathin).
Haqiiqati Muhammad adalah merupakan titik pertama dalam mana Dzat mengetahui Dirinya sendiri. Mengenal Dzat harus melalui Dzat. Dalam tahapan ini ruh kita menjadi Ruhul Kudus, karena telah terbebas dari masalah keduniawian, ruh telah mengalami pencerahan.

KETAHUILAH BAHWA HANYA DENGAN MENGINGAT ALLAH HATI KITA AKAN MENJADI TENTERAM ( AR RAD 13 : 28 ).
BARANG SIAPA YANG HATINYA DIBUKA OLEH ALLAH KEPADA ISLAM (DAMAI), MAKA IA ITU MENDAPAT CAHAYA DARI TUHANNYA.
( AZ ZUMAR 39 : 22 ).

PERTAMA-TAMA YANG AKU BERIKAN KEPADA MEREKA YANG BERIMAN ADALAH CAHAYA YANG AKU TARUH DI HATI MEREKA ( HADITS QUDSI ).

Sedemikian luas dan lapangnya, sedemikian terang-benderangnya hati seorang mukmin, tenang dan tenteram dalam lautan ahadiiyah, seumpama tempat bersemayamnya Dzat yang maha luas tanpa batas. Para sufi mengatakan bahwa qolbu seorang mukmin adalah baitullah.
Dalam dada ada Qolbu, dalam Qolbu ada fuad, dalam fuad, dalam fuad ada syagofa, dalam syagofa ada sir, dalam sir ada Aku, tempat Aku menyimpan rahasia (Hadits).
Aku tidak berada di langit maupun di bumi, Aku berada di dalam hati seseorang mukmin yang benar (Hadits).
Al kisah seseorang bertanya kepada Rosulullah : Ya Rosulullah siapakah orang yang terbaik itu ?? Rosulullah menjawab : Yaitu orang-orang mukmin yang bersih hatinya. Ketika Rosulullah ditanya kembali : Ya Rosulullah apakah artinya bersih hati itu ?? Rosulullah menjawab : Yaitu orang yang taqwa, suci hati, tidak ada kepalsuan padanya, tak ada kezaliman, dendam, khianat dan rasa iri dengki.
Mukmin yang benar adalah mukmin yang tidak mempersekutukan Allah. Dia beriman kepada Allah, Rosul-rosul Allah, para Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, hari akhirat dan beriman kepada segala ketentuan Allah serta bersih hatinya. Hatinya telah terbebas dari segala macam polusi penyakit hati, tawakal, penuh dengan kesabaran, senantiasa mensyukuri setiap nikmat dan karunia Allah, ikhlas menerima segala macam ketentuan Allah, setiap denyut jantungnya, setiap tarikan nafasnya, setiap gerak-geriknya merupakan ibadah semata-mata kepada Allah, tidak memikirkan ada tidaknya pahala, sudah benar-benar ikhlas, sudah benar-benar Lillahi Ta’ala, sudah tidak ada apa-apa dalam hatinya, kecuali Allah semata. Oleh karena itu hatinya menjadi lapang dan jiwanya menjadi tenang, tenteram dan damai, penuh rasa kasih sayang. Rahman-Rahim adalah Allah. Dalam hal ini dia telah terbebas dari masalah sifat dualitas Allah yang antagonis, tidak ada lagi keberpihakan pada saat menghadapi hal yang baik maupun yang buruk.
Dia bisa berlapang dada saat menghadapi keduanya, karena dalam ke-Esa-an Nya, baik atau buruk, surga ataupun neraka adalah merupakan manifestasi dari sifat Jamal dan sifat Jalal Allah. Namun kebanyakan manusia enggan menerima kedua sifat Allah yang saling bertolak-belakang itu secara seimbang. Misalnya antara tertawa bahagia dan air mata duka. Pada saat tertawa bahagia sesungguhnya air mata duka pun sedang menunggu giliran untuk bisa diterima manusia. Bila kita hanya berpihak pada salah satu sifat saja berarti kita menerima kehadiran Allah hanya sebagian saja. Kita belum beriman kepada Allah dengan seutuhnya, belum ikhlas. Jadi intinya adalah apapun yang kita hadapi kita harus bisa menerima dengan hati yang ikhlas dan penuh rasa syukur.
Orang arif yang sudah mencapai derajat ikhsan ibarat matahari yang senantiasa memberi, menyinari bumi tanpa pamrih. Hatinyapun bersifat lapang dan luas seperti lautan. Apapun yang mendatanginya dia terima dengan penuh keikhlasan, walau yang datang adalah air lumpur kotor dan berbau busuk sekalipun dia terima, dia angkat dan dia bersihkan jadi awan kemudian jadi air hujan yang jernih dan bermanfaat lagi tanpa meminta imbalan jasa.
Bagi mereka yang sudah kuat keimanannya, keinginan terhadap duniawi yang sangat berlebihan, keserakahan, ria, ujub, takabur, sum’ah (dengan sengaja mencerita-ceritakan amal perbuatannya), hajbun hatinya terpesona oleh amal ibadahnya sendiri, rasa iri dengki, kemarahan, kebencian serta semua hawa nafsu di hatinya, adalah suatu dosa syirik tersembunyi yang harus dihindari. Karena hawa nafsu adalah bisikan syetan atau iblis.

JANGANLAH ENGKAU MEMPERSEKUTUKAN KU DENGAN SESUATU APAPUN, SUCIKANLAH RUMAHKU BAGI MEREKA YANG MENGELILINGI, MENDIRIKAN DAN YANG RUKU BERSUJUD (AL HADID 57 : 26).

Silahkan cari sendiri jawabannya mengenai makna haqiqi Rumah Ku yang harus disucikan agar kita tidak menjadi musyrik… agar kita menjadi mukmin yang benar… karena kelak, suatu saat nanti, pasti kita semua akan kembali menghadap kepada Nya, dimana pada saat itu hanya mukmin yang benar, mukmin yang berjiwa tenanglah yang akan mendapat undangan khusus dari Tuhan.

WAHAI HAMBA-HAMBA KU YANG BERJIWA TENANG, DATANGLAH KEPADA TUHAN MU DENGAN SUKA CITA DAN PENUH KERIDHOAN, MASUKLAH KEDALAM GOLONGAN HAMBA-HAMBA KU DAN MASUKLAH KE DALAM SURGA KU (AL FAJR 89 : 27-28).
Ayat inipun berlaku bagi seluruh umat manusia di dunia, karena Tuhan tidak membeda-bedakan umat yang bertaqwa kepada Nya, walaupun secara teknis berbeda-beda pola pelaksanaan syare’atnya.

SESUNGGUHNYA ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN MEREKA PENGANUT AGAMA YAHUDI, NASRANI DAN SHABIN SERTA SIAPA SAJA YANG BERIMAN KEPADA ALLAH DAN HARI AKHIRAT, SERTA MELAKUKAN KEBAJIKAN, MEREKA AKAN MENDAPAT PAHALA DARI TUHANNYA DAN MEREKA TIDAK MERASA KETAKUTAN DAN DUKA CITA
( AL BAQARAH 2 : 62 )
Ayat ini sebagai bukti bahwa Allah tidak membeda-bedakan agama. Mereka tidak merasa ketakutan dan duka cita berarti mereka hidup dengan tenang dan damai. Oleh karena itu di batu nisan atau di surat kabar pada kolom duka cita tertulis : Telah meninggal dengan tenang, tidak pernah tertulis telah meninggal dengan sukses walaupun semasa hidupnya dia sangat – sangat sukses.
Bila saat tersebut tiba…siapakah utusan yang akan menjemput kita ???
KAMI TELAH MENGUTUS SESORANG UTUSAN DALAM DIRIMU
(DALAM NAFS-MU) DST… (AT TAUBAH 9 : 128).
OLEH KARENA ITU KATAKANLAH HASBIALLAAH …(AT TAUBAH 9 : 129).

Hasbiallah merupakan kata kunci, oleh karena haqiqi nya adalah dzikrullah.. Allah… Allah … Allah dalam hati ingat kepada Allah …. Sampai semuanya menjadi sirna, fana, yang ada hanya Dzat Allah yang akan muncul untuk memperlihatkan Sifat Jamal Nya sebagai Nur Illahi yang akan menjemput ruhani … Ruhani akan kembali kepada cahaya Allah yang disebut SWARGA… yang berasal dari kata SWAR dan GA. SWAR artinya CAHAYA (Nur Illahi) sedangkan GA artinya KEMBALI. Kembali kepada Cahaya Allah Sumber Energi Quanta.
Bila saatnya tiba Ruhani akan kembali kepada Cahaya Allah, dikawal oleh nafsunya, yaitu : amarah, luwamah, sufiah dan mutmainahnya, sedangkan jasmani karena berasal dari tanah maka akan kembali lagi kepada tanah, menjadi energi quanta.
Dengan demikian berarti bagi mereka yang benar-benar beriman dan telah lulus dari berbagai ujian dari Allah maka dia pasti akan mendapatkan perlakuan khusus serta bonus yang luar biasa yaitu : dia langsung dijemput tanpa harus melalui jembatan shirothol mustaqim, dia diberi ucapan selamat Salaamun Qaulam mirobbirrohiim dia akan mendapat undangan khusus dan keridhoan Allah serta mendapat kemuliaan di sisi Allah. Jenazahnya tampak dengan wajah tersenyum berseri-seri dan bercahaya.
PADA HARI ITU WAJAH MEREKA BERSERI-SERI ( BERCAHAYA ) KARENA MELIHAT WAJAH TUHANNYA ( AL QIYAMAH 75 : 22-23 )

TABIR (Hijab, Selubung)

1. Tabir personal (pribadi, keakuan, ego).
Tabir ini tidak akan hilang selama diri kita sebagai hamba (sebagai manusia) masih diselubungi oleh ego kita sendiri, seperti halnya kita menggosok batu yang tidak pernah akan mengkilap.

2. Tabir dari sifat-sifat.
Tabir ini akan menghilang bila kita mengubah dzat dan sifat kita menjadi Dzat dan sifat Allah, seperti halnya kita menggosok karat dari sebuah gelas kaca.
Sebenarnya tabir hanyalah hayalan (imajinasi) daripada keakuan atau keberadaan diri sendiri (ego). Dengan adanya ilmu pengetahuan kadang-kadang rasa keakuan akan menjadi semakin besar, perasaan gengsi, harga diri, angkuh, ujub, ria, iri, dengki dsb… Sekarang ini banyak yang lupa diri, karena hati nuraninya tertutup.
Dengan demikian keakuan dan pengetahuan akan menjadikan tabir semakin rapat dan semakin tebal, sehingga akan membutakan mata hati kita kepada AL HAQQ, Yang Maha Benar. Berarti bukan seberapa banyak ilmu yang kita pelajari tapi seharusnya adalah seberapa dekat kita kepada Allah !!!
Ilmunya cukup Basmallah saja … !!!

Bila kita ingin ke luar dari tabir, ubahlah sifat-sifat kita, akhlak kita, keakuan kita masuk ke dalam Akhlak dan Sifat-Nya, sebagaimana akhlak dan sifat Rosulullah. Serahkan diri kita sepenuhnya dalam kekosongan dan keheningan, dalam kefanaaan, jangan biarkan fikiran (pengetahuan) datang, bila pikiran datang menguasai diri, maka pikiran tersebut akan mengukir gambaran hayal (imajinasi) di dalam bathin kita, sehingga bathin kita akan seperti museum…
Sabda Rosulullah :
Segala sesuatu ada pembersihnya, pembersih hati adalah dzikir. Tidak ada sesuatu yang dapat melepaskan manusia dari azab selain dari pada dzikrullah. Kiamat tidak akan terjadi selama masih ada orang-orang yang berdzikirullah. Dengan berdzikrullaah, berserah diri kepada Allah, tabir akan terkikis, hati akan menjadi tenang dan tentram, hati akan menjadi terang benderang, memancarkan sifat-sifat ke-Ilahian … sebagai sumber kekuatan … yang maha dasyat …

Masalah Ruuh

QULLI RUUHI MIN AMRI ROBI : Ruh adalah urusan Tuhan (AL ISRA 17 : 85).
Ruh manusia serta segala macam ruh lainnya adalah merupakan rahasia daripada Allah. Ketika di Alam Arwah, ruh manusia bersama para ruh lainnya termasuk ruh para malaikat bisa berkomunikasi langsung kepada Tuhan … dan telah berikrar kepada Tuhan tatkala Tuhan bertanya kepada para ruh tersebut :
BUKANKAH AKU ADALAH TUHAN MU ..?? Kemudian para ruh menjawab : BENAR KAMI BERSAKSI (AL A’RAF 7 : 172).
Ayat tersebut merupakan syahadat awal dan juga merupakan penjelasan bahwa Ruh bisa berkomunikasi dengan Tuhan, bukan jasmaninya yang berkomunikasi.
Selanjutnya Allah berfirman :
NAFAKHTU FIIHI MIN RUUHI. KUTIUPKAN KEPADANYA RUH KU
(ASH SHAAD 38 : 72, AL HIJR 15 : 29).
Kemudian Ruh bersatu dengan jasmani sambil membawa amanah agama namun tidak dikatakan agamanya apa. Manusia diberi kebebasan untuk memilih jalan hidupnya masing-masing.
SESUNGGUHNYA TELAH KAMI TAWARKAN AMANAH AGAMA KEPADA LANGIT, BUMI DAN GUNUNG-GUNUNG, AKAN TETAPI MEREKA SEMUA ENGGAN MEMIKULNYA, KARENA TAKUT MENGKHIANATINYA, NAMUN MANUSIA BERSEDIA MEMIKULNYA, IA SUNGGUH ZALIM DAN BODOH SEKALI (AL AHZAB 33 : 72).
Ternyata memang benar, jasmani kemudian menghianati amanah karena ada nafsu, maka tertutuplah pintu komunikasi (hijab) dengan Allah. Oleh karena itu manusia disebut insan yang artinya adalah lalai (lupa). Seperti halnya Nabi Adam dan Hawa.

TURUNLAH KAMU SEMUA DARI SURGA ITU, KEMUDIAN JIKA DATANG PETUNJUK KU KEPADAMU, MAKA BARANG SIAPA YANG MENGIKUTI PETUNJUK KU NISCAYA TAK ADA KEHAWATIRAN ATAS MEREKA DAN TIDAK PULA MEREKA BERSUSAH HATI ( AL BAQARAH 2 : 38 ).

Dalam dada ada qolbu, dalam qolbu fuad, di dalam fuad ada sir, di dalam sir ada Aku. Berarti Ruh Allah, Essensi Dzat Allah berada di dasar qolbu setiap manusia, di dalam hati Nurani setiap manusia. Hati Nurani selalu menyuarakan kebenaran karena di dalamnya ada AL HAQ. Ruh di dalam jasmani manusia merasa terbelenggu dan dia senantiasa ingin kembali kepada Sumber Asalnya. Oleh karena itu setiap manusia memiliki naluri dalam dirinya untuk mencari dan mengenal Allah sebagai suatu kebutuhan bathiniah agar hatinya menjadi tenang dan tentram, agar Ruhnya bisa kembali kepada Cahaya semula.
Walaupun Ruhani dan nafsu tidak berwujud seperti jasmani, akan tetapi kita bisa merasakan keberadaannya, misalnya :
Pada orang mati … Hanya ada jasmaninya.
Pada orang pingsan, tidur … Ada jasmaninya dan ruhaninya.
Pada orang sadar, bangun … Ada jasmaninya, ruhaninya dan nafsunya…
Setelah kita mati, apakah ruh kita ditanya agamanya apa..?? Tidak ada ayat yang menjelaskan hal ini… Allah hanya bertanya : “Bukankah Aku Tuhan-mu??” Para ruh menjawab : “Benar kami bersaksi”. Kemudian Ruh dihembuskan kedalam jasmani dengan membawa amanah agama, akan tetapi di dalam Al Qur’an tidak dikatakan agamanya apa… Agama berasal dari kata A artinya tidak dan Gama artinya kacau. Jadi agama artinya tidak kacau. Semua Ruh membawa amanah Allah agar mereka tidak membuat kekacauan di dunia ini …
Sesungguhnya semua Ruh termasuk Ruh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan adalah berasal dari Nuur Muhammad. Aku berasal dari Cahaya Tuhan (Allah) dan semua yang ada di alam semesta ini berasal dari cahaya ku (hadits). Aku adalah bapak dari segala ruh (hadits). Ruh merupakan pembatas dari pada AL HAQQ, seperti halnya jasmani yang merupakan pembatas dari pada ruh. Pada kenyataannya seluruh dunia ini adalah pakaian dari pada ruh yang tidak diragukan lagi adalah satu (Ruh Idhofi, Nur Muhammad). Seperti halnya cahaya matahari, mataharinya tetap satu, akan tetapi cahayanya memasuki setiap jendela serta menerangi setiap rumah. Ruh tidak masuk ke dalam jasmani, akan tetapi seperti penunggang dan tubuh adalah seperti kuda. Gerakan Ruh dan Jasmani adalah seperti gerakan dari tangan dan anak kunci, terjadi serempak. Di dalam sir ada Aku… berarti Aku (nur) menggerakkan Sir, kemudian Sir menggerakkan Ruh dan Ruh menggerakkan Qolbu, Qolbu menggerakkan budi, budi menggerakkan akal dan akal menggerakan tubuh. Jadi urut-urutannya adalah : Nur-Sir-Ruh-Qolbu-Budi-Akal-Cipta-Rasa-Karsa-Pangawasa. Para sufi mengatakan bahwa fungsi nafs untuk mengabdi, qolbu untuk mencintai, Ruh untuk berkomunikasi dengan Allah dan Sir untuk memfanakan diri dalam pandangan Allah, baqo dalam Allah.

TANGAN TUHAN BERADA DI ATAS TANGAN MEREKA ( AL FATH 48 : 10 ).

DAN BUKANLAH ENGKAU YANG MELEMPAR KETIKA ENGKAU MELEMPAR,
AKAN TETAPI ALLAH YANG MELEMPAR (AL AN FAAL 8 : 17).

TAK ADA YANG BERGERAK KECUALI ATAS PERINTAH TUHAN (HADITS).

Menghayati Af’al Allah

Mengenai Af’al ( Ciptaan-Perbuatan) Allah berdasarkan penjelasan Al Qur’an ada yang tampak dengan jelas, yaitu penciptaan alam semesta atau alam nyata (Alam Syahadah) yang sudah mulai terbukti kebenarannya melalui teknologi canggih. Penelitian ke angkasa raya melalui satelit yang dilengkapi dengan teleskop HUBBLE ternyata teori BIG BANG benar. Tampak bahwa semua benda-benda angkasa bergerak saling menjauh. Pada saat terjadi ledakan terekam gambarnya persis seperti bunga mawar merah yang mengkilap, sesuai dengan Firman Allah :

MAKA APABILA LANGIT TELAH TERBELAH DAN MENJADI MERAH MAWAR MENGKILAP SEPERTI CAT MINYAK ( AR RAHMAN 55 : 37 ).
Penelitian canggih lainnya adalah penelitian otak manusia. Otak kiri untuk berpikir analitis, matematis, logika dan bahasa sedangkan otak kanan untuk berpikir secara holistik, intuisi, kreativitas, seni, emosional dan spiritual pada bagian yang disebut GOD SPOT yang akan bercahaya pada saat kita melakukan aktivitas spiritual, berdo’a, berdzikir atau bermeditasi. Berarti otak kiri untuk IQ (kecerdasan Intelektual, kesadaran fisik ), otak kanan untuk EQ ( kecerdasan emotional, kesadaran jiwa atau nafs ) dan SQ ( Kecerdasan Spiritual, kesadaran ruh ).
Aktivitas otak merupakan rangkaian reaksi listrik yang bisa direkam. Osilasi atau loncatan elektron di dalam sel otak ternyata sama dengan osilasi elektron pada atom yaitu sebesar 40 Hz. Kemudian di duga osilasi alam semestapun 40 Hz. Bila kita perhatikan angka 40 ini sangat istimewa. Nabi Musa mendapat perintah Tuhan di bukit Sinai setelah 40 malam, Nabi Yunus menurut kisahnya berada di dalam perut ikan selama 40 malam, nabi Nuh di lautan selama 40 malam. Latihan dasar dzikir - meditasipun minimal dilakukan selama 40 malam.
Ciptaan Allah yang lainnya adalah yang tidak tampak dan tidak terjangkau oleh panca indera, yaitu Alam Malakut sebagai tempat para Malaikat dan alam Ruhani, ruh dan qolbu, yang sulit dibuktikan kebenarannya.
Sesungguhnya samudera Af’al Alah Yang Maha Luas itu tidak banyak dikenal oleh kebanyakan manusia, seperti misalnya yang berkaitan dengan sembuh dan sakit :
DAN APABILA AKU (IBRAHIM) SAKIT, MAKA DIA (ALLAH) YANG MENYEMBUHKAN AKU ( AS SYU’ARA 26 : 80 ). Demikian menurut Al Ghazali. Masalah penyakit dan pengobatannya merupakan salah satu dari pekerjaan Allah, dimana hanya mereka yang berkecimpung di dunia medis saja yang mengetahuinya.
Mari kita simak juga Firman Allah :
MAKA APABILA TELAH AKU SEMPURNAKAN KEJADIANNYA, DAN KUTIUPKAN RUH-KU KEDALAMNYA … ( AL HIJR 15 : 29 ).
Menurut Al Ghazali dibalik ayat tersebut terkandung ilmu-ilmu yang sangat luar biasa, yang justru banyak dilupakan oleh kebanyakan manusia, karena memang tidak terjangkau oleh daya pikir manusia.
Ada yang berpendapat bahwa Ruh dihembuskan pada saat bayi dalam kandungan berusia 100 hari atau 3 bulan 10 hari. Namun pada pemeriksaan dengan alat Ultra Sono Grafi atau dikenal dengan alat USG, sejak usia kehamilan 6 minggu pun sudah tampak denyutan jantung janin, usia 8 minggu janin sudah mulai tampak bergerak.
Dengan demikian sampai saat ini berdasarkan keilmuannya, para dokter belum bisa menentukan sejak kapan sesungguhnya kehidupan itu dimulai.
Hadist Rosulullah : “Yang pertama kali diciptakan adalah akalku”.
Bila dilihat dari sudut Embriologi kedokteran memang organ yang pertama kali berkembang adalah otak. Sedangkan bagi mereka yang mempelajari energi kundalini berpendapat bahwa energi kundalini yang berpusat di daerah perineum mulai berkembang sejak saat bayi berusia 3 bulan dalam kandungan.
Kutiupkan RUH-KU ke dalamnya mengandung pengertian bahwa hakikat atau essensi Dzat Allah, essensi sifat-sifat ke-Ilahian berada di dalam diri setiap insan dan juga berada didalam seluruh ciptaanNya. Misalnya di dalam ikan hias, di dalam semua jenis bunga yang berwarna warni, sehingga semua yang ada di dunia ini menjadi indah, menjadi sangat luar biasa, penuh warna-warni.
Ruh adalah Dzat Allah yang imanen dan tidak pernah kena polusi, sehingga wajar bila Ruh tidak akan mengalami kematian, kecuali bila Tuhan-mu menghendaki lain. Perhatikan Surat ALI IMRAN 3 : 169 dan HUUD 11 : 108 sbb :
MEREKA TETAP HIDUP DISISI TUHANNYA DAN MENDAPAT REJEKI.
( ALI IMRAN 3 : 169 ).
KECUALI BILA TUHANMU MENGHENDAKI LAIN ( HUUD 11 : 108 )

Oleh karena di dalam diri setiap manusia ada essensi Dzat Illahiah, maka sesungguhnya di dalam diri setiap insan terkandung suatu potensi yang sangat luar biasa, suatu energi yang dasyat yaitu energi Ilahi yang tersembunyi, yang bila diolah dia akan muncul sebagai cahaya keimanan, cahaya keilmuan dan juga tenaga dalam… energi alam bawah sadar. Itu semua merupakan anugerah Allah yang sangat luar biasa bagi umat manusia. Silahkan gali sendiri … Bila perlu belajarlah sampai ke negeri Cina… demikianlah menurut Hadist Rosulullah.
AKU BUKA TABIR YANG MENUTUPI MATAMU, MAKA PANDANGAN MATAMU MENJADI TAJAM ( AL QAAF 50 : 22 ).
Dengan pandangan matamu menjadi tajam, berarti Allah akan memberikan ilmu pengetahuan yang luar biasa bagi mereka yang bertakwa. Dengan ilmu pengetahuan kita pun bisa mempelajari dan menggali kekayaan alam disekitar kita, asalkan tidak menimbulkan kerusakan.
SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MENYUKAI ORANG-ORANG YANG BERBUAT KERUSAKAN ( AL QASHASH 28 : 77 ).
Dengan demikian, maka jelaslah bahwa ilmu, iman dan ahlak sangat diperlukan dalam kehidupan. Hubungan antara manusia dengan Allah, hubungan antara manusia dengan manusia serta hubungan manusia dengan alam harus serasi selaras dan seimbang. Itu adalah penjabaran dari Alif Lam Mim, demikian menurut salah seorang sesepuh. Tuhan, Alam dan Manusia. Simak Surat AL BAQARAH 2 : 1-2-3.

Prinsip Keseimbangan dalam Islam

Bila kita pelajari Al Qur’an secara seksama, dapat kita simpulkan bahwa WAHYU ISLAMI yang diajarkan oleh Rosulullah Muhammad SAW menampilkan adanya suatu keseimbangan antara kehidupan duniawi dan kehidupan ukhrowi (akherat).
Rosulullah bersabda :
YANG PALING BAIK DALAM SEGALA HAL ADALAH YANG DI PERTENGAHAN.
Bila kita terlalu berlebihan mengejar kesenangan duniawi, maka kita akan terperosok menjadi manusia yang serakah, sebaiknya bila kita terlalu mengejar akhirat maka kita akan bisa menjadi manusia apatis yang tidak peduli lagi kepada keadaan di sekitar kita. Padahal menurut ajaran Islam iman dan amal saleh harus seimbang dan tali silaturahmi harus tetap dijaga. Sebagai manusia kita pun harus senantiasa mensyukuri karunia Allah yang tiada terbatas, tak bisa terhitung lagi.

DAN CARILAH DENGAN APA YANG DIANUGERAHKAN ALLAH (akal, panca indera, harta kekayaan dsb) UNTUK KEBAHAGIAAN AKHIRAT, DAN JANGANLAH KAMU LUPAKAN BAGIANMU DARI KENIKMATAN DUNIAWI DAN BERBUATLAH KEBAIKAN SEBAGAIMANA ALLAH TELAH BERBUAT BAIK KEPADAMU DAN JANGANLAH KAMU BERBUAT KERUSAKAN DI MUKA BUMI, SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MENYUKAI ORANG-ORANG YANG BERBUAT KERUSAKAN ( AL QASHASH 28 : 77 ).

BERJUANGLAH UNTUK DUNIAMU SEOLAH-OLAH ENGKAU AKAN HIDUP SELAMANYA DAN PERSIAPKANLAH UNTUK AKHIRATMU SEOLAH-OLAH ENGKAU AKAN MATI BESOK. (HADIST).

DITIMPAKAN KEPADA MEREKA KEHINAAN DIMANAPUN MEREKA BERADA, KECUALI BILA MEREKA MENJAGA HUBUNGAN DENGAN ALLAH DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA MANUSIA (ALI IMRON 3 : 112).

DIA MEMBERI KAMU PENDENGARAN, PENGLIHATAN DAN HATI AGAR KAMU BERSYUKUR ( AN NAHL 16 : 78 ).
NAMUN SEDIKIT SAJA KAMU BERSYUKUR ( AL MU’MINUN 27 : 78 )

Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, karena mempunyai mata, telinga, hati dan ruh. Tuhan memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih jalan kehidupannya masing-masing. Jalan kebaikan atau jalan kejahatan, jalan terang ( Sifat Jamal ) atau jalan gelap ( Sifat Jalal ). Sifat Jamal atau Sifat Jalal serta semua Sifat-Sifat Allah yang berpasangan dan saling bertentangan itu berada dalam Ke-Esa-anNYA, semuanya berada dalam ketentuan kudrat dan irodat-NYA. Sifat baik dan sifat jahat yang saling bertentangan itu disebutnya nafs. Tanpa nafs manusia tidak punya daya juang untuk mencapai cita-citanya. Nafsu ini bisa baik namun lebih cenderung kepada kejahatan. Walaupun Allah sudah memberikan peringatan, namun bagi manusia yang tidak bersyukur, dia sering membangkang, karena nafsu jahatnya yang muncul, menghalalkan segala cara. Setiap jalan yang ditempuh mempunyai konsekwensi sesuai dengan ketentuan hukum-hukum Allah. Misalnya manusia berbuat kejahatan, konsekwensinya adalah masuk penjara. Mungkin kita berpendapat bahwa penjara adalah tempat yang buruk seperti neraka, tapi walaupun demikian ternyata penjara merupakan kawah Candradimuka, tempat penggemblengan lahir bathin bagi mereka yang mau berpikir untuk kembali kepada Allah… Oleh karena itu banyak orang yang mendapat Taufik dan Hidayah Allah di dalam penjara. Itulah ketentuan hukum-hukum Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim, dibalik hukuman yang diberikan Allah, selalu ada hikmah bagi mereka yang mau berpikir. Rahmat Allah jauh lebih besar dan lebih mendahului dari pada Kemurkaan-NYA.

INILAH JALAN YANG LURUS MENUJU KEPADA-KU ( AL HIJR 15 : 41 )
JANGAN IKUTI JALAN-JALAN LAIN ( AL AN’AM 6 : 153 ).


SESUNGGUHNYA NAFSU ITU SELALU MENYURUH KEPADA KEJAHATAN, KECUALI NAFSU YANG DIBERI RAHMAT OLEH TUHANKU. SESUNGGUHNYA TUHANKU MAHA PENGAMPUN LAGI MAHA PENYAYANG ( YUSUF 12 : 53 ).

JANGANLAH ENGKAU MENGIKUTI HAWA NAFSU, KARENA IA AKAN MENYESATKANMU DARI JALAN ALLAH ( SHAAD 38 : 26 )

SESUNGGUHNYA BERUNTUNGLAH ORANG-ORANG YANG MENSUCIKAN JIWANYA. DAN SESUNGGUHNYA MERUGILAH ORANG-ORANG YANG MENGOTORINYA ( ASY-SYAMS 91 : 7-9 ).

Perjalanan hidup manusia bukan seperti garis lurus, tapi seperti pada saat kita Thawaf, mulai dari satu titik, kembali ke titik semula. Kita berasal dari Allah akan kembali kepada Kesucian Allah disertai Rahmat-NYA yang luar biasa besarnya.

BARANG SIAPA MEMBAWA AMAL YANG BAIK MAKA BAGINYA ( PAHALA ) SEPULUH KALI LIPAT AMALNYA DAN BARANG SIAPA YANG BERBUAT JAHAT MAKA DIA TIDAK DIBERI PEMBALASAN MELAINKAN SEIMBANG DENGAN KEJAHATANNYA, SEDANG MEREKA SEDIKITPUN TIDAK DIRUGIKAN ( AL AN’AM 6 : 160 )

BARANG SIAPA YANG MENGHENDAKI PAHALA DI DUNIA SAJA ( MAKA IA MERUGI ) KARENA DISISI ALLAH ADA PAHALA DUNIA DAN AKHIRAT DAN ALLAH MAHA MENDENGAR DAN MAHA MELIHAT ( AN NISA 4 : 134 ).
SIKSAKU AKAN AKU TIMPAKAN KEPADA SIAPA YANG AKU KEHENDAKI DAN RAHMAT-KU MELIPUTI SEGALA SESUATU ( AL A’RAF 7 : 156 )
ALLAH MAHA LEMBUT TERHADAP HAMBA-HAMBANYA
( AS SYURA 42 : 19 )

DAN KAMI TUNJUKAN KEPADANYA DUA JALAN, AKAN TETAPI DIA TIDAK MAU MENEMPUH JALAN YANG MENDAKI LAGI SUKAR. TAHUKAH KAMU JALAN YANG MENDAKI ITU ??? ( AL BALAD 90 : 10-12 )
SESUNGGUHNYA KAMU MELALUI TINGKAT DEMI TINGKAT
( AL INSYIQAAQ 84 : 19 ).
CAHAYA DI ATAS CAHAYA, TUHAN AKAN MEMBIMBING DENGAN CAHAYA-NYA KEPADA YANG DIA KEHENDAKI ( AN-NUUR 24 : 35 ).

Kita hidup di dunia sebagai tamu Allah yang hanya sekedar singgah. Kita harus bisa menempatkan diri, mengerti tata krama, tidak semena-mena bahkan merusak kelestarian alam. Kita harus mengikuti peraturan Allah jangan membuat kerusakan serta membuat murka Allah Sebagai Pemilik Alam Semesta ini.
HIDUPLAH DI DUNIA INI SEBAGAI MUSAFIR YANG HANYA SEKEDAR SINGGAH (HADIST).

Pedoman Hidup Umat Islam

Sebelum wafat Rosulullah SAW berwasiat :
AKU TINGGALKAN UNTUK KAMU SEKALIAN DUA PERKARA (PUSAKA), TIDAK AKAN KAMU SEKALIAN TERSESAT SELAMA KAMU SEKALIAN BERPEGANG TEGUH KEPADA KEDUANYA, YAITU KITABULLAH (AL QUR’AN) DAN SUNAH ROSULNYA.

SESUNGGUHNYA DALAM DIRI ROSULULLAH TERDAPAT SURI TAULADAN YANG BAIK BAGI ORANG-ORANG YANG MENGHARAPKAN ALLAH DAN HARI KIAMAT SERTA SERING MENGINGAT ALLAH ( AL AHZAB 33 : 21 ).
KATAKANLAH, JIKA KAMU MENCINTAI ALLAH, MAKA IKUTILAH AKU, NISCAYA ALLAH AKAN MENCINTAIMU ( ALI IMRAN 3 : 31 ).

Al Qur’an dan Sunah Rosul merupakan pedoman hidup bagi seluruh umat manusia khususnya umat islam. Di dalam Al Qur’an terkandung semua aspek kehidupan umat manusia dan juga yang menjelaskan dan memutuskan dengan benar apa-apa yang diperselisihkan oleh umat manusia.

KAMI TURUNKAN (AL QUR’AN) DENGAN KEBENARAN DAN DENGAN KEBENARAN DIA TURUN (AL SIRA 17 : 105).
Dengan Kebenaran dia turun. Berarti Yang Maha Benar senantiasa mendampingi Al Qur’an pembawa kebenaran yang diturunkan ke dalam qalbu Muhammad SAW dan ke dalam qolbu orang-orang yang beriman … Dengan perkataan lain Al Qur’an bukan ciptaan Muhammad SAW, beliau hanya sebagai perantara. Yang Maha Benar senantiasa mendampingi Al Qur’an untuk menjaga keaslian dan kelestariannya.

TIADAKAH MEREKA ITU MERENUNGKAN AL QUR’AN ??? SEANDAINYA AL QUR’AN ITU (BERASAL) DARI SELAIN ALLAH, TENTU MEREKA AKAN MENEMUKAN BANYAK PERTENTANGAN DI DALAMNYA ( AN NISA 4 : 82 ).

Oleh karena itu, sebagai umat Islam kita harus bersyukur, karena mempunyai kitab suci Al Qur’an serta suri tauladan dari Rosulullah sebagai pedoman dalam kehidupan. Seperti kita ketahui bahwa tidak satu ayatpun di dalam Al Qur’an yang isinya saling bertentangan, akan tetapi justru antara ayat yang satu dengan ayat lainnya saling menunjang, saling berkaitan. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa Al Qur’an berasal dari Allah, bukan buatan manusia. Silahkan bandingkan dengan kitab lainnya yang bukan Al Qur’an …

DIALAH JIBRIL YANG MENURUNKAN AL QUR’AN KEDALAM QOLBU-MU DENGAN SEIZIN ALLAH ( AL BAQARAH 2 : 97 ).

AL QURAN ITU NUR ( AS SYURA 42 : 52 )
ALLAH ADALAH CAHAYA LANGIT DAN BUMI ( AN NUUR 24 : 35 )

DIA AKAN MEMBERI PETUNJUK KEPADA HATINYA ( AT-TAGABUN 64 : 11 ).
SESUNGGUHNYA AL QURAN YANG MULIA BERADA PADA KITAB YANG TERPELIHARA, TIDAK TERSENTUH KECUALI OLEH MEREKA YANG DISUCIKAN ( AL WAQI’AH 56 : 77-78 ).

QOLBU adalah ujung paling bawah dari sumbu komunikasi kepada Allah. Qolbu merupakan pintu masuk ke alam ghoib. Hanya qolbu yang bisa ma’rifah kepada Allah. Di dalam qolbu mukmin ada Al Quran, ada cahaya yang meneranginya. Dalam hal ini mata hati seorang mukmin tentu tidak buta, nalurinya tajam. Mata hati yang disebut nurani ( Nur Aini ) di dalamnya ada Cahaya Yang Maha Melihat.
DALAM DIRI MANUSIA ADA YANG MAHA MELIHAT ( AL QIYAMAH 75 : 14 )

ALLAH MEMBIMBING KEPADA CAHAYA-NYA BAGI SIAPA YANG DIA KEHENDAKI (AN NUUR 24 : 35).

BARANG SIAPA YANG HATINYA DIBUKA OLEH ALLAH KEPADA ISLAM (KEDAMAIAN), MAKA DIA ITU MENDAPAT NUR DARI TUHANNYA
(AZ ZUMAR 39 : 22).

DAN DEMIKIANLAH KAMI WAHYUKAN KEPADAMU MUHAMMAD, WAHYU DENGAN PERINTAH AKU. SEBELUMNYA KAMU MUHAMMAD TIDAKLAH KAMU MENGETAHUI APA ITU AL QUR’AN DAN TIDAK PULA KAMU MENGETAHUI APA ITU IMAN, TETAPI AKU JADIKAN AL QUR’AN ITU NUR SEBAGAI PETUNJUK BAGI SIAPA-SIAPA YANG KAMI KEHENDAKI DI ANTARA HAMBA-HAMBA KAMI DAN SESUNGGUHNYA KAMU MUHAMMAD DIBERI PETUNJUK KEPADA JALAN YANG LURUS.
( AS SYURA 42 : 52 ).

INILAH AL QUR’AN YANG TIADA DIRAGUKAN (ISINYA), SUATU PETUNJUK BAGI MEREKA YANG TAKWA ( AL BAQARAH 2 : 2 ).

AKU TURUNKAN AL QUR’AN DALAM BAHASA ARAB SUPAYA KAMU MEMPEROLEH PENGERTIAN ( YUSUF 12 : 2 ).

TIADA KAMI (ALLAH) MENGUTUS SEORANG ROSUL, KECUALI DENGAN BAHASA KAUMNYA SENDIRI UNTUK MEMBERI PENJELASAN KEPADA MEREKA. LALU ALLAH MENYESATKAN SIAPA YANG DIA KEHENDAKI, DAN MEMBIMBING SIAPA YANG DIA KEHENDAKI. DIA MAHA PERKASA DAN MAHA BIJAKSANA ( IBRAHIM 14 : 4 ).

Kenapa dalam bahasa Arab ??? Mungkin karena Rosulullah SAW adalah bangsa Arab atau mungkin juga bahasa Arab tanpa huruf Ain yaitu bahasa RAB seperti yang diucapkan Rosulullah : Annaa ‘Arabun bilaa’ain. Aku adalah Arab tanpa ain.
Oleh karena bahasa Al Qur’an adalah bahasa Rab maka keindahannya tiada seorangpun yang sanggup membuat tandingannya. Tidak sekedar keindahan bahasanya saja namun juga ada mukjizat didalamnya. Pada saat ayat-ayat Al Quran itu dibacakan, akan memancarkan getaran yang bisa menembus hati sanubari orang Arab Quraisy yang mendengarnya saat itu, sehingga banyak yang masuk Islam. Mukjizat getaran ayat-ayat Al Quran ini sering dipakai untuk pengobatan ruqyah.
Bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat kaya akan perbendaharaan kata-katanya serta mempunyai makna yang mudah dicerna oleh bangsa-bangsa lain, sehingga menarik minat bangsa lain untuk mempelajari Al Qur’an.
ALLAH MENGHENDAKI KEMUDAHAN BAGIMU, DAN TIDAK MENGHENDAKI KESUKARAN BAGIMU ( AL BAQARAH 2 : 185 ).

SESUNGGUHNYA TELAH KAMI MUDAHKAN AL QUR’AN UNTUK DIPELAJARI, MAKA ADAKAH ORANG-ORANG YANG MENGAMBIL PELAJARAN ( AL QOMAR 54 : 17 ).

SESUNGGUHNYA DALAM AL QUR’AN ITU TERDAPAT RAHMAT YANG BESAR DAN PELAJARAN BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN
( AL ANKABUT 29 : 50-51 ).

Menurut penelitian para ahli, pada zaman Rosulullah ternyata bahasa Arab bukanlah merupakan suatu bahasa yang baru tumbuh, akan tetapi merupakan suatu bahasa yang sudah matang dan sudah mencapai puncak perkembangannya, sehingga mempunyai perbendaharaan kata yang sangat luas.
Sebagai bukti penelitian para ahli adalah : Pada masa tersebut masyarakat Arab sangat menghargai karya sastra Arab yang bermutu, baik yang berbentuk prosa maupun yang berbentuk puisi. Karya sastra tidak mungkin populer bila bahasanya belum berkembang sempurna.
Mereka (masyarakat Arab) pada waktu itu sangat terpesona dengan keindahan gaya bahasa serta isi kandungan Al Qur’an, sehingga mereka merasa terpanggil untuk memeluk agama Islam. Selanjutnya mereka yang sudah memeluk Agama Islam senantiasa berusaha untuk mempertahankan kelestarian bahasa Arab berdasarkan bahasa yang ada di dalam Al Qur’an tersebut.
Bahasa Arab di dalam Al Qur’an disebut bahasa Arab Fusha yang dijadikan bahasa Resmi di seluruh negara-negara Arab termasuk Libanon, Maroko dan lain-lain, serta dipergunakan juga di Perguruan Tinggi Al Azhar dan di Perguruan Tinggi lainnya.
SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MENURUNKAN ADZ-DZIKR DAN SESUNGGUHNYA KAMI TETAP MEMELIHARANYA ( AL HIJR 15 : 9 ).

Maha benar Tuhan dengan segala firmannya…
Ternyata berdasarkan penelitian para ahli, memang benar bahwa Al Qur’an itu telah menjaga keutuhannya sendiri, sehingga siapapun tidak akan bisa merubahnya. Antara lain dari segi gaya bahasanya yang banyak mengandung kiasan-kiasan (metafora) yang sederhana dan mudah dipahami, sehingga terasa pas dan indah. Bahkan Al Qur’an sendiri menantang umat manusia untuk membuat semacam Al Qur’an bila memang manusia mampu :
KATAKANLAH : SESUNGGUHNYA JIKA MANUSIA DAN JIN BERKUMPUL UNTUK MEMBUAT YANG SERUPA AL QUR’AN INI NISCAYA MEREKA TIDAK AKAN DAPAT MEMBUATNYA, SEKALIPUN SEBAGIAN MEREKA MENJADI PEMBANTU BAGI SEBAGIAN YANG LAIN ( AL ISRA 17 : 88 ).
DAN JIKA KAMU SEKALIAN TETAP MERAGUKAN AL QUR’AN YANG KAMU WAHYUKAN KEPADA HAMBA KAMI (MUHAMMAD), BUATLAH SATU SURAT SAJA YANG SEMISAL AL QUR’AN ITU DAN AJAKLAH PENOLONG-PENOLONGMU SELAIN ALLAH, JIKA KAMU SEKALIAN ORANG-ORANG YANG BENAR ( AL BAQARAH 2 : 23 ).

Bukti lain bahwa Al Qur’an menjaga keutuhannya sendiri adalah mengenai masalah keistimewaan angka 19 : DI ATASNYA ADA SEMBILAN BELAS ( AL MUDDATSTSIR 74 : 30 ). BASMALLAH serta banyak ayat-ayat lain hurufnya berjumlah 19, jumlah seluruh surat didalam Al Qur’an merupakan kelipatan 6 x 19 = 114. Huruf YA dan SIN pada surah Yasin ada 15 x 19 = 285. Huruf THO dan HA pada surah Thoha ada 18 x 19 = 342. Bangsa Arab sendiri menulis jumlah bilangan berdasarkan sistim susunan angka dari mulai dari angka 1 sampai angka 9.
Banyak lagi keistimewaan bilangan di dalam Al Qur’an, misalnya : kata dunia dan akhirat sama-sama berjumlah 115 kali, kata malaikat dan kata syaitan sama-sama berjumlah 68, kata hari ada 365 kali, kata bulan tertulis 12 kali, kata hidup dan mati sama-sama 145 kali, kata musibah dan syukur sama-sama 75 kali. METODE STRUKTUR dan FORMAT AL QURAN ( MSFQ ) mushaf UTSMANI dengan format 18 baris ternyata sangat luar biasa. Hal ini pertama kali dikaji, diteliti dan dikembangkan oleh H. LUQMAN AQ SUMABRATA selama 15 tahun. Sebagai contoh Penulisan Surat Al Fatihah selalu dihalaman 2 terdiri dari 7 ayat ditulis dalam 6 baris. Kemudian 4 ayat Surat Al Baqarah di halaman 3 terdiri dari 6 baris. Bila kita lihat angka-angka tersebut tersusun 6236 adalah jumlah seluruh ayat yang ada di dalam Al Quran. Surat 47 adalah Surat MUHAMMAD sedangkan Surat 74 adalah Surat Al MUDDATSTSIR ( Orang Yang Berselimut ). Surat Muhammad terdiri dari 38 ayat. Bila angka 3 dan 8 dijumlahkan muncul angka 11. Bila angka 4 dan 7 dijumlahkan muncul angka 11 yang terdiri dari angka 1 dan 1 yang seimbang. Anehnya perjumlahan angka 38+47 = 85. Di dalam Al Quran Surat ke 85 adalah Surat Al BURUUJ ( Gugusan Bintang ) jumlah ayatnya 22 dimana angka 2 dan 2 juga adalah angka yang seimbang. Hal ini melambangkan bahwa ajaran Muhammad penuh keseimbangan. Masih banyak contoh-contoh lainnya yang unik dan luar biasa dari Al Quran yang tidak dimiliki kitab lain. Jadi kita harus yakin dan jangan ada keraguan sedikitpun akan kebenaran Al Quran. Karena Al Quran bukan rekayasa Muhammad tapi benar-benar wahyu dari Allah SWT.

Ujian Keimanan

Menurut Rosulullah : Iman adalah membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan. Iman adalah cahaya yang dikirim Allah ke dalam hati siapapun yang dikehendaki-NYA.
YANG PERTAMA-TAMA AKU BERIKAN KEPADA MEREKA ( YANG BERIMAN ) ADALAH NUR-KU YANG AKU TARUH DI HATI MEREKA ( HADITS QUDSI ).

BARANG SIAPA YANG HATINYA DIBUKA OLEH ALLAH KEPADA ISLAM, MAKA DIA ITU MENDAPAT NUR DARI TUHANNYA ( AZ ZUMAR 39 : 22 ).

SESUNGGUHNYA BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN BERAMAL SOLEH KELAK ALLAH YANG MAHA RAHMAN AKAN MENANAMKAN KEDALAM ( HATI ) MEREKA RASA KASIH SAYANG ( MARYAM 19 : 96 ).

Sesungguhnya sebelum Allah menciptakan mahluknya, Dia sudah memiliki rancangannya di dalam pengetahuan ilmu-Nya. Ketika setiap mahluk masih berada di dalam “Kandungan Allah”. Demikian juga dengan manusia yang Dia ciptakan sebagai mahluk yang sempurna telah dirancang dengan segala ujian-ujian serta petunjuk-petunjuk-Nya agar manusia hidup di dunia tidak tersesat jalan.

BUKANLAH TELAH DATANG ATAS MANUSIA SATU WAKTU DARI MASA, SEDANG DIA KETIKA ITU BELUM MERUPAKAN SESUATU YANG DAPAT DISEBUT ( AL INSAN 76 : 1 )
SESUNGGUHNYA TELAH KAMI CIPTAKAN MANUSIA DARI SETETES MANI YANG BERCAMPUR YANG KAMI HENDAK MENGUJINYA, KARENA ITU KAMI JADIKAN DIA MENDENGAR DAN MELIHAT ( AL INSAN 76 : 2 ).
SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MENUNJUKINYA JALAN YANG LURUS, ADA YANG BERSYUKUR DAN ADA PULA YANG KAFIR ( AL INSAN 76 : 3 )

AKU TIDAK MENCIPTAKAN JIN DAN MANUSIA MELAINKAN AGAR MEREKA MENYEMBAH-KU ( ADZ-DZARIYAT 51 : 56 ).

KAMI TETAPKAN DALAM RAHIM APA YANG KAMI KEHENDAKI SAMPAI WAKTU YANG DITENTUKAN, KEMUDIAN KAMI KELUARKAN KAMU SEBAGAI BAYI, KEMUDIAN SAMPAI KAMU DEWASA ( AL-HAJJ 22 : 5 )

Dari sel mani yang bercampur dengan sel telur kemudian berkembang dan hidup di dalam kandungan ibu dalam kurun waktu tertentu, kemudian diberinya pendengaran, penglihatan dan hati agar manusia itu bersyukur kepada Allah, namun sedikit sekali yang mensyukuri nikmat Allah. Setelah sempurna bentuk dan rupanya kemudian Allah hembuskan RUH-NYA. Sebelum Ruh dihembuskan Ruh sudah bersyahadat, sudah bersaksi bahwa Allah adalah Tuhan mereka. Ruh masuk ke dalam jasmani manusia sambil mengemban amanah agama, karena Allah Maha Mengetahui bahwa manusia bersifat dzolim dan bodoh. Setelah cukup waktunya, manusia dilahirkan ke dunia sebagai bayi dalam keadaan fitrah, dalam keadaan suci bersih bagaikan kertas putih yang belum dicoret-coret. Faktor pendidikan dan lingkungan lah yang akan mewarnai kehidupannya di dunia. Di alam dunia ada yang dipanjangkan umurnya dan ada yang diwafatkan sebelum dewasa. Sebelum aqkil balig apa yang dilakukannya belum ada dosa. Setelah dewasa mulai di uji, apa yang dilakukannya kelak Allah akan menghijabnya.
Al Qur’an dan Sunah Rosul merupakan petunjuk yang lurus menuju Allah bagi mereka yang beriman. Jalan lurus menuju kepada Allah tidak seperti jalan tol, akan tetapi banyak tantangan dan rintangan, banyak bahaya mengancam dari segala arah.
Di jalan lurus tersebut, Allah-pun telah mempersiapkan tempat-tempat istirahat yang sangat mempesonakan, sebagai batu ujian, sehingga kita terpesona, terlena dan menjadi lupa akan tujuan semula yaitu Allah semata. Misalnya setelah kita memiliki ketajaman indera ke enam serta diberi kekuatan spiritual yang bisa untuk menyembuhkan orang lain, kita merasa telah mendapatkan segala-galanya, kemudian kita terlena dan lupa kepada tujuan semula. Padahal yang kita peroleh hanya sekedar sarana untuk menambah keyakinan kita kepada Allah.
Masalah keimanan dan ketakwaan kepada Allah, tidak cukup hanya sekedar diucapkan dimulut saja, akan tetapi harus siap lahir dan bathin untuk menerima dan menghadapi ujian dalam perjalanan menuju kepada Allah.

APAKAH MANUSIA MENGIRA CUKUP DENGAN BERKATA : KAMI TELAH BERIMAN, DAN MEREKA TIADA DIUJI…? ( AL ANKABUT 29 : 2).

KAMI PASTI AKAN MENGUJI KAMU SEKALIAN DENGAN SESUATU BERUPA KETAKUTAN DAN KELAPARAN, KEKURANGAN HARTA BENDA, JIWA DAN BUAH-BUAHAN, TAPI SAMPAIKANLAH KABAR GEMBIRA KEPADA ORANG-ORANG YANG SABAR, YANG BILA BENCANA MENIMPA DIRINYA DIA BERKATA : SESUNGGUHNYA KITA ADALAH MILIK ALLAH DAN KEPADA ALLAH KITA KEMBALI (AL BAQARAH 2 : 155-156).

Allah menciptakan dunia serta segala apa yang terjadi di dunia ini sebagai batu ujian bagi seluruh umat manusia. Kesenangan, kesusahan, yang baik maupun yang buruk, harta, tahta, wanita dan anak-anak, semuanya itu merupakan ujian keimanan bagi umat manusia agar bisa dinilai siapa yang tetap istiqomah, yang tetap sabar dan tawakal serta ikhlas berserah diri kepada Allah.

APA YANG ADA DI ATAS BUMI KAMI JADIKAN PERHIASAN BAGINYA SUPAYA DAPAT KAMI MENGUJI MEREKA SIAPA DIANTARA MEREKA YANG PALING BAIK AMALNYA (AL KAHFI 18 : 7).

KAMI MENGUJIMU DENGAN YANG BAIK DAN YANG BURUK SEBAGAI COBAAN (AL ANBIYA 21 : 35).

(ALLAH) YANG MENCIPTAKAN KEMATIAN DAN KEHIDUPAN UNTUK MENGUJI KALIAN, SIAPA DIANTARA KALIAN YANG PALING BAIK AMALNYA (AL MULK 67 : 2)

DIA-LAH YANG MENJADIKAN KAMU PENGUASA-PENGUASA DI ATAS BUMI DAN MENINGGIKAN SEBAGIAN KAMU BEBERAPA DERAJAT DIATAS YANG LAIN UNTUK MENGUJI KAMU TENTANG PEMBERIANNYA KEPADAMU ( AL AN’AM 6 : 165 ).

BAHWA KEKAYAANMU DAN ANAK-ANAKMU HANYALAH UJIAN BAGIMU DAN BAHWA ALLAH PADANYALAH PAHALA YANG BESAR
( AL ANFAL 8 : 28 ).

Allah mempunyai dua sifat yang saling berlawanan, yaitu sifat JAMAL dan sifat JALAL. Manusia di dunia di uji dengan kedua sifat tersebut. Ketika manusia diuji dengan sifat Jamal maka dia akan mendapat kesenangan hidup di dunia, apakah dia bersyukur atau tidak. Namun tatkala diuji dengan sifat Jalal, manusia diuji kesabaran dan keikhlasannya melalui musibah. Bila kita tetap sabar dan tawakal dan berserah diri kepada Allah dalam setiap usaha untuk menghadapi dan mengatasi ujian, niscaya Allah pun akan memberikan kelapangan setelah dalam kesempitan, tiada lagi duka cita dan ketakutan.
Perjalanan hidup manusia, dari Allah akan kembali kepada Allah. Bagaikan air yang mengalir dari mata air yang jernih, dalam perjalanannya berkelok-kelok menjadi sungai yang keruh, kotor dan berbau busuk. Walaupun demikian laut akan menerimanya, dibersihkan, diangkat lagi jadi awan, bening lagi jadi air hujan dan bermanfaat lagi. Demikianlah Allah Lautan Ampunan, siapapun yang kembali kepada-Nya pasti akan diraih kembali dalam naungan Kasih-Sayang-Nya, dibersihkan dan diangkat kembali derajatnya dari keterpurukan dan hidupnya akan dimuliakan Allah.

KASIH SAYANG-KU MELIPUTI SEGALA SESUATU ( AL A’RAF 7 : 156 ).
SESUNGGUHNYA ALLAH MAHA PENGAMPUN BAGI ORANG YANG BERTOBAT ( THO HA 20 : 82 ).

WAHAI HAMBA-HAMBAKU YANG TELAH MELAMPAUI BATAS TERHADAP DIRI SENDIRI, JANGANLAH KAMU BERPUTUS ASA ATAS RAHMAT ALLAH YANG AKAN MENGAMPUNI SEMUA DOSA, SESUNGGUHNYA DIA MAHA PENGAMPUN LAGI MAHA PENYAYANG ( AZ-ZUMAR 39 : 53 )

SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MENGAMPUNI DOSA SYIRIK, TETAPI DIA MENGAMPUNI DOSA-DOSA SELAIN ITU TERHADAP ORANG-ORANG YANG DIRIDOINYA ( AN-NISAA 4 : 48 ).

BARANG SIAPA YANG MENGHARAPKAN PERJUMPAAN DENGAN TUHANNYA HENDAKLAH IA BERBUAT KEBAIKAN DAN JANGAN MEMPERSEKUTUKAN TUHAN NYA DENGAN APAPUN ( AL KAHFI 18 : 110 ).

HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN MINTALAH PERTOLONGAN DENGAN SABAR DAN SHALAT, SESUNGGUHNYA ALLAH BERSAMA ORANG-ORANG YANG SABAR ( AL BAQARAH 2 : 153 ).

CAHAYA DI ATAS CAHAYA, ALLAH AKAN MEMBIMBING DENGAN CAHAYA-NYA KEPADA SIAPA YANG DIA KEHENDAKI ( AN NUR 24 : 35 )

Sebagaimana Nabi Adam, maka siapapun, seburuk apapun, sejahat apapun manusia yang ingin kembali ke jalan Allah, dan dia betul-betul bertobat dengan taubatan nasuha maka kasih sayang Allah meliputi segalanya. Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya, kecuali dosa mempersekutukan Allah. Akhirnya dia akan merasakan betapa indahnya iman itu.
ROBBANA ZOLAMNA ANFUSANA WA ILAM TAGFIRLANA WA TARHAMNA LANAKUNANA MINAL KHOSIRIN ( AL A’RAF 7 : 23 )
HASBUNALLAH WA NI MAL WAKIL ( ALI IMRAN 3 : 173 )
NI’MAL MAULA WA INMANNASIR ( AL ANFAL 8 : 40 ).
Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.
Cukup Allah menjadi pelindung
Dia-lah sebaik-baiknya pelindung dan penolong.

ALLAH MENJADIKAN KAMU CINTA KEPADA KEIMANAN DAN MENJADIKAN IMAN ITU INDAH DALAM HATIMU SERTA MENJADIKAN KAMU BENCI KEPADA KEKAFIRAN, KEFASIKAN DAN KEDURHAKAAN. MEREKA ITULAH ORANG-ORANG YANG MENGIKUTI JALAN YANG LURUS (AL HUJURAT 49 : 7).

INGATLAH KEPADA-KU NISCAYA AKU-PUN INGAT KEPADA MU, BERSYUKURLAH KEPADA-KU DAN JANGAN MENGINGKARI
( AL BAQARAH 2 : 152 ).

CARILAH KARUNIA ALLAH, BERDZIKIRLAH SEBANYAK-BANYAKNYA AGAR KAMU SUKSES ( AL JUMU’AH 62 : 10 )

Bila kita tetap bertawakal dan bertaqwa kepada Allah niscaya Allah akan selalu menepati janjinya. Setiap ada kesulitan Dia pasti akan memberikan jalan keluarnya, serta memberinya rizki dari arah yang tidak diduga-duga. Dia akan mengeluarkan kita dari kegelapan ketempat yang terang serta diberi-Nya kedudukan yang mulia.

BARANG SIAPA YANG BERTAQWA KEPADA ALLAH, NISCAYA DIA AKAN MEMBERIKAN JALAN KELUAR DAN MEMBERI RIZKI DARI ARAH YANG TAK DIDUGA DAN BARANG SIAPA YANG BERTAQWA KEPADA ALLAH NISCAYA ALLAH AKAAN MEMBERIKAN KECUKUPAN ( AT THOLAQ 65 : 2-3 ).

INGATLAH ALLAH SEBANYAK-BANYAKNYA DAN BERTASBIHLAH KEPADA-NYA DI WAKTU PAGI DAN PETANG, DIA AKAN MENGELUARKAN KAMU DARI KEGELAPAN KEPADA CAHAYA YANG TERANG ( AL AHZAB 33 : 41-43 )

HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, JIKA KAMU MENOLONG ( AGAMA ) ALLAH NISCAYA DIA AKAN MENOLONG DAN MENEGUHKAN KEDUDUKANMU ( MUHAMMAD 47 : 7 ).

Semoga kita semua bisa lulus dari segala jenis ujian dan bisa kembali kepada Allah. Bila kita lulus ujian, maka sebagai ijazahnya ALLAH AKAN MEMBERI UCAPAN SELAMAT : SALAAMUN QAULAM MIRABBRIRAHIIM ( YASIN 36 : 58 ).
Disertai undangan khusus :

WAHAI JIWA YANG TENANG DATANGLAH KEPADA TUHAN MU DENGAN RASA SUKA CITA DAN DIRIDHOI-NYA, MASUKLAH KE DALAM GOLONGAN HAMBA-HAMBA KU DAN MASUKLAH KE DALAM SURGA KU
( AL FAJR 89 : 27 – 30 ).

MEREKA ITULAH ORANG-ORANG YANG DIBALASI DENGAN MARTABAT YANG TINGGI KARENA KESABARANNYA DAN MEREKA DISAMBUT DENGAN PENGHORMATAN DAN UCAPAN SELAMAT DI DALAMNYA.
MEREKA KEKAL DI DALAMNYA. SURGA ITU SEBAIK-BAIKNYA TEMPAT MENETAP DAN TEMPAT KEDIAMAN ( AL FURQON 25 : 75-76 ).

Ayat tersebut di atas merupakan bonus yang luar biasa bagi seluruh umat di dunia yang beriman kepada Allah, kepada malaikat Allah, kepada kitab-kitab Allah dan kepada Rosul-Rosul Allah, hari akhirat dan berbuat kebaikan. Mereka itulah yang berpedoman kepada ajaran agama fitrah dan sunah Rosulnya … yang akan mendapat ucapan selamat dan keridhoan Allah, dimana keridhoan Allah tersebut berada di atas segala-galanya … KERIDHOAN ALLAH JAUH LEBIH BESAR ( AT TAUBAH 9 : 72 ). Demikian menurut Al Ghazali.
Dengan demikian yang dimaksud dengan JALAN YANG LURUS adalah perjalanan cahaya, adalah jalan yang harus ditempuh oleh orang-orang yang beriman sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan Sunah Rosullulloh SAW, sedangkan makna hakikinya adalah lintasan perjalanan hidup menuju kematian… menuju kepada CAHAYA SEMULA, … kembali kepada RAHMAT ALLAH PEMILIK SURGA.
Untuk bisa berjumpa dengan Allah, dituntut keikhlasan dan kebersihan hati. Jangan mengharap apapun, kecuali Cinta dan KeridoanNYA. Masalah SURGA adalah urusan Allah, serahkan saja kepada Allah.
SURGA EMANGNYA GUA PIKIRIN !!!

INNAA LILLAAHI WA INNA ILAIHI RAAJIUUN. DARI ALLAH (MILIK ALLAH) KEMBALI KEPADA ALLAH. ( AL BAQARAH 2 : 156 ). Bukan ke surga !!!
ALLAH LAH SEINDAH-INDAHNYA TEMPAT UNTUK KEMBALI
( ALI IMRAN 3 : 14 ). Bukan surga.!!!
PADA HARI ITU WAJAH MEREKA BERSERI-SERI KARENA MEREKA MELIHAT TUHAN NYA (AL QIYAMAH 75 : 22-23). Bukan melihat surga !!!

DAN JANGANLAH ENGKAU MATI KECUALI DALAM KEADAAN BERSERAH DIRI ( ALI IMRON 3 : 102 ).
Berserah diri kepada Allah semata, bukan kepada tahta dan harta dunia…

MEREKA YANG BERJUANG DI JALAN ALLAH, TENTU AKAN KAMI BIMBING MEREKA KE JALAN-JALAN KAMI (AL ANKABUT 29 : 69).

SESUNGGUHNYA ORANG YANG PALING MULIA DI SISI ALLAH ADALAH DIA YANG PALING TAKWA DI ANTARA KALIAN (AL HUJURAT 49 : 13).