Sabtu, 20 Maret 2010

Masalah Ruuh

QULLI RUUHI MIN AMRI ROBI : Ruh adalah urusan Tuhan (AL ISRA 17 : 85).
Ruh manusia serta segala macam ruh lainnya adalah merupakan rahasia daripada Allah. Ketika di Alam Arwah, ruh manusia bersama para ruh lainnya termasuk ruh para malaikat bisa berkomunikasi langsung kepada Tuhan … dan telah berikrar kepada Tuhan tatkala Tuhan bertanya kepada para ruh tersebut :
BUKANKAH AKU ADALAH TUHAN MU ..?? Kemudian para ruh menjawab : BENAR KAMI BERSAKSI (AL A’RAF 7 : 172).
Ayat tersebut merupakan syahadat awal dan juga merupakan penjelasan bahwa Ruh bisa berkomunikasi dengan Tuhan, bukan jasmaninya yang berkomunikasi.
Selanjutnya Allah berfirman :
NAFAKHTU FIIHI MIN RUUHI. KUTIUPKAN KEPADANYA RUH KU
(ASH SHAAD 38 : 72, AL HIJR 15 : 29).
Kemudian Ruh bersatu dengan jasmani sambil membawa amanah agama namun tidak dikatakan agamanya apa. Manusia diberi kebebasan untuk memilih jalan hidupnya masing-masing.
SESUNGGUHNYA TELAH KAMI TAWARKAN AMANAH AGAMA KEPADA LANGIT, BUMI DAN GUNUNG-GUNUNG, AKAN TETAPI MEREKA SEMUA ENGGAN MEMIKULNYA, KARENA TAKUT MENGKHIANATINYA, NAMUN MANUSIA BERSEDIA MEMIKULNYA, IA SUNGGUH ZALIM DAN BODOH SEKALI (AL AHZAB 33 : 72).
Ternyata memang benar, jasmani kemudian menghianati amanah karena ada nafsu, maka tertutuplah pintu komunikasi (hijab) dengan Allah. Oleh karena itu manusia disebut insan yang artinya adalah lalai (lupa). Seperti halnya Nabi Adam dan Hawa.

TURUNLAH KAMU SEMUA DARI SURGA ITU, KEMUDIAN JIKA DATANG PETUNJUK KU KEPADAMU, MAKA BARANG SIAPA YANG MENGIKUTI PETUNJUK KU NISCAYA TAK ADA KEHAWATIRAN ATAS MEREKA DAN TIDAK PULA MEREKA BERSUSAH HATI ( AL BAQARAH 2 : 38 ).

Dalam dada ada qolbu, dalam qolbu fuad, di dalam fuad ada sir, di dalam sir ada Aku. Berarti Ruh Allah, Essensi Dzat Allah berada di dasar qolbu setiap manusia, di dalam hati Nurani setiap manusia. Hati Nurani selalu menyuarakan kebenaran karena di dalamnya ada AL HAQ. Ruh di dalam jasmani manusia merasa terbelenggu dan dia senantiasa ingin kembali kepada Sumber Asalnya. Oleh karena itu setiap manusia memiliki naluri dalam dirinya untuk mencari dan mengenal Allah sebagai suatu kebutuhan bathiniah agar hatinya menjadi tenang dan tentram, agar Ruhnya bisa kembali kepada Cahaya semula.
Walaupun Ruhani dan nafsu tidak berwujud seperti jasmani, akan tetapi kita bisa merasakan keberadaannya, misalnya :
Pada orang mati … Hanya ada jasmaninya.
Pada orang pingsan, tidur … Ada jasmaninya dan ruhaninya.
Pada orang sadar, bangun … Ada jasmaninya, ruhaninya dan nafsunya…
Setelah kita mati, apakah ruh kita ditanya agamanya apa..?? Tidak ada ayat yang menjelaskan hal ini… Allah hanya bertanya : “Bukankah Aku Tuhan-mu??” Para ruh menjawab : “Benar kami bersaksi”. Kemudian Ruh dihembuskan kedalam jasmani dengan membawa amanah agama, akan tetapi di dalam Al Qur’an tidak dikatakan agamanya apa… Agama berasal dari kata A artinya tidak dan Gama artinya kacau. Jadi agama artinya tidak kacau. Semua Ruh membawa amanah Allah agar mereka tidak membuat kekacauan di dunia ini …
Sesungguhnya semua Ruh termasuk Ruh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan adalah berasal dari Nuur Muhammad. Aku berasal dari Cahaya Tuhan (Allah) dan semua yang ada di alam semesta ini berasal dari cahaya ku (hadits). Aku adalah bapak dari segala ruh (hadits). Ruh merupakan pembatas dari pada AL HAQQ, seperti halnya jasmani yang merupakan pembatas dari pada ruh. Pada kenyataannya seluruh dunia ini adalah pakaian dari pada ruh yang tidak diragukan lagi adalah satu (Ruh Idhofi, Nur Muhammad). Seperti halnya cahaya matahari, mataharinya tetap satu, akan tetapi cahayanya memasuki setiap jendela serta menerangi setiap rumah. Ruh tidak masuk ke dalam jasmani, akan tetapi seperti penunggang dan tubuh adalah seperti kuda. Gerakan Ruh dan Jasmani adalah seperti gerakan dari tangan dan anak kunci, terjadi serempak. Di dalam sir ada Aku… berarti Aku (nur) menggerakkan Sir, kemudian Sir menggerakkan Ruh dan Ruh menggerakkan Qolbu, Qolbu menggerakkan budi, budi menggerakkan akal dan akal menggerakan tubuh. Jadi urut-urutannya adalah : Nur-Sir-Ruh-Qolbu-Budi-Akal-Cipta-Rasa-Karsa-Pangawasa. Para sufi mengatakan bahwa fungsi nafs untuk mengabdi, qolbu untuk mencintai, Ruh untuk berkomunikasi dengan Allah dan Sir untuk memfanakan diri dalam pandangan Allah, baqo dalam Allah.

TANGAN TUHAN BERADA DI ATAS TANGAN MEREKA ( AL FATH 48 : 10 ).

DAN BUKANLAH ENGKAU YANG MELEMPAR KETIKA ENGKAU MELEMPAR,
AKAN TETAPI ALLAH YANG MELEMPAR (AL AN FAAL 8 : 17).

TAK ADA YANG BERGERAK KECUALI ATAS PERINTAH TUHAN (HADITS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar