Laa ilaaha illallaah : Tiada Tuhan selain Allah. Laa (tiada, nafi) adalah merupakan pemusnahan diri dan dunia (fana) kemudian menjadi kekal (baqa) dalam Tuhan, hanya Ahadiiyyah ( Allah ) yang ada( isbat ), Yang Maha Luas tanpa keterbatasan pengetahuan, tanpa keterbatasan ruang, waktu atau apapun juga.
Pemusnahan diri berarti mengosongkan hati dan pikiran dari segala macam permasalahan. Hati dan pikiran tercurah semata-mata hanya kepada Allah, hilangkan ke aku an (ego) kita. Itulah yang disebut dzikir atau meditasi. Pada saat ke-aku-an kita sirna, fana menurut Al Ghazali atau samadi menurut orang hindu, maka Ke-Aku-an Dzat akan muncul untuk memperlihatkan Jamal Nya (Keindahan NYA) dan masuk ke dalam kekosongan kita. Itulah yang disebut kasyaf.
AKU dengan AKU yang ada di dalam diri kita saling berhadapan.
Aku mengenal Tuhan melalui Tuhan (hadits).
Aku mempunyai waktu khusus dengan Tuhan, di dalamnya tidak ada lagi malaikat dan rosulnya ( Hadits ).
Haqq (Kebenaran) tersembunyi di dalam Ruh, Ruh tersembunyi di dalam Qolbu dan Qolbu (bathin) tersembunyi di dalam Qaalib (tubuh). Penggerak tubuh adalah Ruh, penggerak Ruh adalah Al Haqq (Al Bathin).
Haqiiqati Muhammad adalah merupakan titik pertama dalam mana Dzat mengetahui Dirinya sendiri. Mengenal Dzat harus melalui Dzat. Dalam tahapan ini ruh kita menjadi Ruhul Kudus, karena telah terbebas dari masalah keduniawian, ruh telah mengalami pencerahan.
KETAHUILAH BAHWA HANYA DENGAN MENGINGAT ALLAH HATI KITA AKAN MENJADI TENTERAM ( AR RAD 13 : 28 ).
BARANG SIAPA YANG HATINYA DIBUKA OLEH ALLAH KEPADA ISLAM (DAMAI), MAKA IA ITU MENDAPAT CAHAYA DARI TUHANNYA.
( AZ ZUMAR 39 : 22 ).
PERTAMA-TAMA YANG AKU BERIKAN KEPADA MEREKA YANG BERIMAN ADALAH CAHAYA YANG AKU TARUH DI HATI MEREKA ( HADITS QUDSI ).
Sedemikian luas dan lapangnya, sedemikian terang-benderangnya hati seorang mukmin, tenang dan tenteram dalam lautan ahadiiyah, seumpama tempat bersemayamnya Dzat yang maha luas tanpa batas. Para sufi mengatakan bahwa qolbu seorang mukmin adalah baitullah.
Dalam dada ada Qolbu, dalam Qolbu ada fuad, dalam fuad, dalam fuad ada syagofa, dalam syagofa ada sir, dalam sir ada Aku, tempat Aku menyimpan rahasia (Hadits).
Aku tidak berada di langit maupun di bumi, Aku berada di dalam hati seseorang mukmin yang benar (Hadits).
Al kisah seseorang bertanya kepada Rosulullah : Ya Rosulullah siapakah orang yang terbaik itu ?? Rosulullah menjawab : Yaitu orang-orang mukmin yang bersih hatinya. Ketika Rosulullah ditanya kembali : Ya Rosulullah apakah artinya bersih hati itu ?? Rosulullah menjawab : Yaitu orang yang taqwa, suci hati, tidak ada kepalsuan padanya, tak ada kezaliman, dendam, khianat dan rasa iri dengki.
Mukmin yang benar adalah mukmin yang tidak mempersekutukan Allah. Dia beriman kepada Allah, Rosul-rosul Allah, para Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, hari akhirat dan beriman kepada segala ketentuan Allah serta bersih hatinya. Hatinya telah terbebas dari segala macam polusi penyakit hati, tawakal, penuh dengan kesabaran, senantiasa mensyukuri setiap nikmat dan karunia Allah, ikhlas menerima segala macam ketentuan Allah, setiap denyut jantungnya, setiap tarikan nafasnya, setiap gerak-geriknya merupakan ibadah semata-mata kepada Allah, tidak memikirkan ada tidaknya pahala, sudah benar-benar ikhlas, sudah benar-benar Lillahi Ta’ala, sudah tidak ada apa-apa dalam hatinya, kecuali Allah semata. Oleh karena itu hatinya menjadi lapang dan jiwanya menjadi tenang, tenteram dan damai, penuh rasa kasih sayang. Rahman-Rahim adalah Allah. Dalam hal ini dia telah terbebas dari masalah sifat dualitas Allah yang antagonis, tidak ada lagi keberpihakan pada saat menghadapi hal yang baik maupun yang buruk.
Dia bisa berlapang dada saat menghadapi keduanya, karena dalam ke-Esa-an Nya, baik atau buruk, surga ataupun neraka adalah merupakan manifestasi dari sifat Jamal dan sifat Jalal Allah. Namun kebanyakan manusia enggan menerima kedua sifat Allah yang saling bertolak-belakang itu secara seimbang. Misalnya antara tertawa bahagia dan air mata duka. Pada saat tertawa bahagia sesungguhnya air mata duka pun sedang menunggu giliran untuk bisa diterima manusia. Bila kita hanya berpihak pada salah satu sifat saja berarti kita menerima kehadiran Allah hanya sebagian saja. Kita belum beriman kepada Allah dengan seutuhnya, belum ikhlas. Jadi intinya adalah apapun yang kita hadapi kita harus bisa menerima dengan hati yang ikhlas dan penuh rasa syukur.
Orang arif yang sudah mencapai derajat ikhsan ibarat matahari yang senantiasa memberi, menyinari bumi tanpa pamrih. Hatinyapun bersifat lapang dan luas seperti lautan. Apapun yang mendatanginya dia terima dengan penuh keikhlasan, walau yang datang adalah air lumpur kotor dan berbau busuk sekalipun dia terima, dia angkat dan dia bersihkan jadi awan kemudian jadi air hujan yang jernih dan bermanfaat lagi tanpa meminta imbalan jasa.
Bagi mereka yang sudah kuat keimanannya, keinginan terhadap duniawi yang sangat berlebihan, keserakahan, ria, ujub, takabur, sum’ah (dengan sengaja mencerita-ceritakan amal perbuatannya), hajbun hatinya terpesona oleh amal ibadahnya sendiri, rasa iri dengki, kemarahan, kebencian serta semua hawa nafsu di hatinya, adalah suatu dosa syirik tersembunyi yang harus dihindari. Karena hawa nafsu adalah bisikan syetan atau iblis.
JANGANLAH ENGKAU MEMPERSEKUTUKAN KU DENGAN SESUATU APAPUN, SUCIKANLAH RUMAHKU BAGI MEREKA YANG MENGELILINGI, MENDIRIKAN DAN YANG RUKU BERSUJUD (AL HADID 57 : 26).
Silahkan cari sendiri jawabannya mengenai makna haqiqi Rumah Ku yang harus disucikan agar kita tidak menjadi musyrik… agar kita menjadi mukmin yang benar… karena kelak, suatu saat nanti, pasti kita semua akan kembali menghadap kepada Nya, dimana pada saat itu hanya mukmin yang benar, mukmin yang berjiwa tenanglah yang akan mendapat undangan khusus dari Tuhan.
WAHAI HAMBA-HAMBA KU YANG BERJIWA TENANG, DATANGLAH KEPADA TUHAN MU DENGAN SUKA CITA DAN PENUH KERIDHOAN, MASUKLAH KEDALAM GOLONGAN HAMBA-HAMBA KU DAN MASUKLAH KE DALAM SURGA KU (AL FAJR 89 : 27-28).
Ayat inipun berlaku bagi seluruh umat manusia di dunia, karena Tuhan tidak membeda-bedakan umat yang bertaqwa kepada Nya, walaupun secara teknis berbeda-beda pola pelaksanaan syare’atnya.
SESUNGGUHNYA ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN MEREKA PENGANUT AGAMA YAHUDI, NASRANI DAN SHABIN SERTA SIAPA SAJA YANG BERIMAN KEPADA ALLAH DAN HARI AKHIRAT, SERTA MELAKUKAN KEBAJIKAN, MEREKA AKAN MENDAPAT PAHALA DARI TUHANNYA DAN MEREKA TIDAK MERASA KETAKUTAN DAN DUKA CITA
( AL BAQARAH 2 : 62 )
Ayat ini sebagai bukti bahwa Allah tidak membeda-bedakan agama. Mereka tidak merasa ketakutan dan duka cita berarti mereka hidup dengan tenang dan damai. Oleh karena itu di batu nisan atau di surat kabar pada kolom duka cita tertulis : Telah meninggal dengan tenang, tidak pernah tertulis telah meninggal dengan sukses walaupun semasa hidupnya dia sangat – sangat sukses.
Bila saat tersebut tiba…siapakah utusan yang akan menjemput kita ???
KAMI TELAH MENGUTUS SESORANG UTUSAN DALAM DIRIMU
(DALAM NAFS-MU) DST… (AT TAUBAH 9 : 128).
OLEH KARENA ITU KATAKANLAH HASBIALLAAH …(AT TAUBAH 9 : 129).
Hasbiallah merupakan kata kunci, oleh karena haqiqi nya adalah dzikrullah.. Allah… Allah … Allah dalam hati ingat kepada Allah …. Sampai semuanya menjadi sirna, fana, yang ada hanya Dzat Allah yang akan muncul untuk memperlihatkan Sifat Jamal Nya sebagai Nur Illahi yang akan menjemput ruhani … Ruhani akan kembali kepada cahaya Allah yang disebut SWARGA… yang berasal dari kata SWAR dan GA. SWAR artinya CAHAYA (Nur Illahi) sedangkan GA artinya KEMBALI. Kembali kepada Cahaya Allah Sumber Energi Quanta.
Bila saatnya tiba Ruhani akan kembali kepada Cahaya Allah, dikawal oleh nafsunya, yaitu : amarah, luwamah, sufiah dan mutmainahnya, sedangkan jasmani karena berasal dari tanah maka akan kembali lagi kepada tanah, menjadi energi quanta.
Dengan demikian berarti bagi mereka yang benar-benar beriman dan telah lulus dari berbagai ujian dari Allah maka dia pasti akan mendapatkan perlakuan khusus serta bonus yang luar biasa yaitu : dia langsung dijemput tanpa harus melalui jembatan shirothol mustaqim, dia diberi ucapan selamat Salaamun Qaulam mirobbirrohiim dia akan mendapat undangan khusus dan keridhoan Allah serta mendapat kemuliaan di sisi Allah. Jenazahnya tampak dengan wajah tersenyum berseri-seri dan bercahaya.
PADA HARI ITU WAJAH MEREKA BERSERI-SERI ( BERCAHAYA ) KARENA MELIHAT WAJAH TUHANNYA ( AL QIYAMAH 75 : 22-23 )
Pemusnahan diri berarti mengosongkan hati dan pikiran dari segala macam permasalahan. Hati dan pikiran tercurah semata-mata hanya kepada Allah, hilangkan ke aku an (ego) kita. Itulah yang disebut dzikir atau meditasi. Pada saat ke-aku-an kita sirna, fana menurut Al Ghazali atau samadi menurut orang hindu, maka Ke-Aku-an Dzat akan muncul untuk memperlihatkan Jamal Nya (Keindahan NYA) dan masuk ke dalam kekosongan kita. Itulah yang disebut kasyaf.
AKU dengan AKU yang ada di dalam diri kita saling berhadapan.
Aku mengenal Tuhan melalui Tuhan (hadits).
Aku mempunyai waktu khusus dengan Tuhan, di dalamnya tidak ada lagi malaikat dan rosulnya ( Hadits ).
Haqq (Kebenaran) tersembunyi di dalam Ruh, Ruh tersembunyi di dalam Qolbu dan Qolbu (bathin) tersembunyi di dalam Qaalib (tubuh). Penggerak tubuh adalah Ruh, penggerak Ruh adalah Al Haqq (Al Bathin).
Haqiiqati Muhammad adalah merupakan titik pertama dalam mana Dzat mengetahui Dirinya sendiri. Mengenal Dzat harus melalui Dzat. Dalam tahapan ini ruh kita menjadi Ruhul Kudus, karena telah terbebas dari masalah keduniawian, ruh telah mengalami pencerahan.
KETAHUILAH BAHWA HANYA DENGAN MENGINGAT ALLAH HATI KITA AKAN MENJADI TENTERAM ( AR RAD 13 : 28 ).
BARANG SIAPA YANG HATINYA DIBUKA OLEH ALLAH KEPADA ISLAM (DAMAI), MAKA IA ITU MENDAPAT CAHAYA DARI TUHANNYA.
( AZ ZUMAR 39 : 22 ).
PERTAMA-TAMA YANG AKU BERIKAN KEPADA MEREKA YANG BERIMAN ADALAH CAHAYA YANG AKU TARUH DI HATI MEREKA ( HADITS QUDSI ).
Sedemikian luas dan lapangnya, sedemikian terang-benderangnya hati seorang mukmin, tenang dan tenteram dalam lautan ahadiiyah, seumpama tempat bersemayamnya Dzat yang maha luas tanpa batas. Para sufi mengatakan bahwa qolbu seorang mukmin adalah baitullah.
Dalam dada ada Qolbu, dalam Qolbu ada fuad, dalam fuad, dalam fuad ada syagofa, dalam syagofa ada sir, dalam sir ada Aku, tempat Aku menyimpan rahasia (Hadits).
Aku tidak berada di langit maupun di bumi, Aku berada di dalam hati seseorang mukmin yang benar (Hadits).
Al kisah seseorang bertanya kepada Rosulullah : Ya Rosulullah siapakah orang yang terbaik itu ?? Rosulullah menjawab : Yaitu orang-orang mukmin yang bersih hatinya. Ketika Rosulullah ditanya kembali : Ya Rosulullah apakah artinya bersih hati itu ?? Rosulullah menjawab : Yaitu orang yang taqwa, suci hati, tidak ada kepalsuan padanya, tak ada kezaliman, dendam, khianat dan rasa iri dengki.
Mukmin yang benar adalah mukmin yang tidak mempersekutukan Allah. Dia beriman kepada Allah, Rosul-rosul Allah, para Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, hari akhirat dan beriman kepada segala ketentuan Allah serta bersih hatinya. Hatinya telah terbebas dari segala macam polusi penyakit hati, tawakal, penuh dengan kesabaran, senantiasa mensyukuri setiap nikmat dan karunia Allah, ikhlas menerima segala macam ketentuan Allah, setiap denyut jantungnya, setiap tarikan nafasnya, setiap gerak-geriknya merupakan ibadah semata-mata kepada Allah, tidak memikirkan ada tidaknya pahala, sudah benar-benar ikhlas, sudah benar-benar Lillahi Ta’ala, sudah tidak ada apa-apa dalam hatinya, kecuali Allah semata. Oleh karena itu hatinya menjadi lapang dan jiwanya menjadi tenang, tenteram dan damai, penuh rasa kasih sayang. Rahman-Rahim adalah Allah. Dalam hal ini dia telah terbebas dari masalah sifat dualitas Allah yang antagonis, tidak ada lagi keberpihakan pada saat menghadapi hal yang baik maupun yang buruk.
Dia bisa berlapang dada saat menghadapi keduanya, karena dalam ke-Esa-an Nya, baik atau buruk, surga ataupun neraka adalah merupakan manifestasi dari sifat Jamal dan sifat Jalal Allah. Namun kebanyakan manusia enggan menerima kedua sifat Allah yang saling bertolak-belakang itu secara seimbang. Misalnya antara tertawa bahagia dan air mata duka. Pada saat tertawa bahagia sesungguhnya air mata duka pun sedang menunggu giliran untuk bisa diterima manusia. Bila kita hanya berpihak pada salah satu sifat saja berarti kita menerima kehadiran Allah hanya sebagian saja. Kita belum beriman kepada Allah dengan seutuhnya, belum ikhlas. Jadi intinya adalah apapun yang kita hadapi kita harus bisa menerima dengan hati yang ikhlas dan penuh rasa syukur.
Orang arif yang sudah mencapai derajat ikhsan ibarat matahari yang senantiasa memberi, menyinari bumi tanpa pamrih. Hatinyapun bersifat lapang dan luas seperti lautan. Apapun yang mendatanginya dia terima dengan penuh keikhlasan, walau yang datang adalah air lumpur kotor dan berbau busuk sekalipun dia terima, dia angkat dan dia bersihkan jadi awan kemudian jadi air hujan yang jernih dan bermanfaat lagi tanpa meminta imbalan jasa.
Bagi mereka yang sudah kuat keimanannya, keinginan terhadap duniawi yang sangat berlebihan, keserakahan, ria, ujub, takabur, sum’ah (dengan sengaja mencerita-ceritakan amal perbuatannya), hajbun hatinya terpesona oleh amal ibadahnya sendiri, rasa iri dengki, kemarahan, kebencian serta semua hawa nafsu di hatinya, adalah suatu dosa syirik tersembunyi yang harus dihindari. Karena hawa nafsu adalah bisikan syetan atau iblis.
JANGANLAH ENGKAU MEMPERSEKUTUKAN KU DENGAN SESUATU APAPUN, SUCIKANLAH RUMAHKU BAGI MEREKA YANG MENGELILINGI, MENDIRIKAN DAN YANG RUKU BERSUJUD (AL HADID 57 : 26).
Silahkan cari sendiri jawabannya mengenai makna haqiqi Rumah Ku yang harus disucikan agar kita tidak menjadi musyrik… agar kita menjadi mukmin yang benar… karena kelak, suatu saat nanti, pasti kita semua akan kembali menghadap kepada Nya, dimana pada saat itu hanya mukmin yang benar, mukmin yang berjiwa tenanglah yang akan mendapat undangan khusus dari Tuhan.
WAHAI HAMBA-HAMBA KU YANG BERJIWA TENANG, DATANGLAH KEPADA TUHAN MU DENGAN SUKA CITA DAN PENUH KERIDHOAN, MASUKLAH KEDALAM GOLONGAN HAMBA-HAMBA KU DAN MASUKLAH KE DALAM SURGA KU (AL FAJR 89 : 27-28).
Ayat inipun berlaku bagi seluruh umat manusia di dunia, karena Tuhan tidak membeda-bedakan umat yang bertaqwa kepada Nya, walaupun secara teknis berbeda-beda pola pelaksanaan syare’atnya.
SESUNGGUHNYA ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN MEREKA PENGANUT AGAMA YAHUDI, NASRANI DAN SHABIN SERTA SIAPA SAJA YANG BERIMAN KEPADA ALLAH DAN HARI AKHIRAT, SERTA MELAKUKAN KEBAJIKAN, MEREKA AKAN MENDAPAT PAHALA DARI TUHANNYA DAN MEREKA TIDAK MERASA KETAKUTAN DAN DUKA CITA
( AL BAQARAH 2 : 62 )
Ayat ini sebagai bukti bahwa Allah tidak membeda-bedakan agama. Mereka tidak merasa ketakutan dan duka cita berarti mereka hidup dengan tenang dan damai. Oleh karena itu di batu nisan atau di surat kabar pada kolom duka cita tertulis : Telah meninggal dengan tenang, tidak pernah tertulis telah meninggal dengan sukses walaupun semasa hidupnya dia sangat – sangat sukses.
Bila saat tersebut tiba…siapakah utusan yang akan menjemput kita ???
KAMI TELAH MENGUTUS SESORANG UTUSAN DALAM DIRIMU
(DALAM NAFS-MU) DST… (AT TAUBAH 9 : 128).
OLEH KARENA ITU KATAKANLAH HASBIALLAAH …(AT TAUBAH 9 : 129).
Hasbiallah merupakan kata kunci, oleh karena haqiqi nya adalah dzikrullah.. Allah… Allah … Allah dalam hati ingat kepada Allah …. Sampai semuanya menjadi sirna, fana, yang ada hanya Dzat Allah yang akan muncul untuk memperlihatkan Sifat Jamal Nya sebagai Nur Illahi yang akan menjemput ruhani … Ruhani akan kembali kepada cahaya Allah yang disebut SWARGA… yang berasal dari kata SWAR dan GA. SWAR artinya CAHAYA (Nur Illahi) sedangkan GA artinya KEMBALI. Kembali kepada Cahaya Allah Sumber Energi Quanta.
Bila saatnya tiba Ruhani akan kembali kepada Cahaya Allah, dikawal oleh nafsunya, yaitu : amarah, luwamah, sufiah dan mutmainahnya, sedangkan jasmani karena berasal dari tanah maka akan kembali lagi kepada tanah, menjadi energi quanta.
Dengan demikian berarti bagi mereka yang benar-benar beriman dan telah lulus dari berbagai ujian dari Allah maka dia pasti akan mendapatkan perlakuan khusus serta bonus yang luar biasa yaitu : dia langsung dijemput tanpa harus melalui jembatan shirothol mustaqim, dia diberi ucapan selamat Salaamun Qaulam mirobbirrohiim dia akan mendapat undangan khusus dan keridhoan Allah serta mendapat kemuliaan di sisi Allah. Jenazahnya tampak dengan wajah tersenyum berseri-seri dan bercahaya.
PADA HARI ITU WAJAH MEREKA BERSERI-SERI ( BERCAHAYA ) KARENA MELIHAT WAJAH TUHANNYA ( AL QIYAMAH 75 : 22-23 )
mohon bimbingan..
BalasHapusswar dan ga itu dari bahasa apa ya?
dan bagaimana mengenai hadist / qur'an klo tdk salah yg berbunyi "dan Allah telah ridhoi Agama Islam sebagai agamamu"?? kok diatas saya tangkap orng mukmin bs dr agama mana saja. terimakasih. mohon bimbingan