Sabtu, 20 Maret 2010

Prinsip Keseimbangan dalam Islam

Bila kita pelajari Al Qur’an secara seksama, dapat kita simpulkan bahwa WAHYU ISLAMI yang diajarkan oleh Rosulullah Muhammad SAW menampilkan adanya suatu keseimbangan antara kehidupan duniawi dan kehidupan ukhrowi (akherat).
Rosulullah bersabda :
YANG PALING BAIK DALAM SEGALA HAL ADALAH YANG DI PERTENGAHAN.
Bila kita terlalu berlebihan mengejar kesenangan duniawi, maka kita akan terperosok menjadi manusia yang serakah, sebaiknya bila kita terlalu mengejar akhirat maka kita akan bisa menjadi manusia apatis yang tidak peduli lagi kepada keadaan di sekitar kita. Padahal menurut ajaran Islam iman dan amal saleh harus seimbang dan tali silaturahmi harus tetap dijaga. Sebagai manusia kita pun harus senantiasa mensyukuri karunia Allah yang tiada terbatas, tak bisa terhitung lagi.

DAN CARILAH DENGAN APA YANG DIANUGERAHKAN ALLAH (akal, panca indera, harta kekayaan dsb) UNTUK KEBAHAGIAAN AKHIRAT, DAN JANGANLAH KAMU LUPAKAN BAGIANMU DARI KENIKMATAN DUNIAWI DAN BERBUATLAH KEBAIKAN SEBAGAIMANA ALLAH TELAH BERBUAT BAIK KEPADAMU DAN JANGANLAH KAMU BERBUAT KERUSAKAN DI MUKA BUMI, SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MENYUKAI ORANG-ORANG YANG BERBUAT KERUSAKAN ( AL QASHASH 28 : 77 ).

BERJUANGLAH UNTUK DUNIAMU SEOLAH-OLAH ENGKAU AKAN HIDUP SELAMANYA DAN PERSIAPKANLAH UNTUK AKHIRATMU SEOLAH-OLAH ENGKAU AKAN MATI BESOK. (HADIST).

DITIMPAKAN KEPADA MEREKA KEHINAAN DIMANAPUN MEREKA BERADA, KECUALI BILA MEREKA MENJAGA HUBUNGAN DENGAN ALLAH DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA MANUSIA (ALI IMRON 3 : 112).

DIA MEMBERI KAMU PENDENGARAN, PENGLIHATAN DAN HATI AGAR KAMU BERSYUKUR ( AN NAHL 16 : 78 ).
NAMUN SEDIKIT SAJA KAMU BERSYUKUR ( AL MU’MINUN 27 : 78 )

Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, karena mempunyai mata, telinga, hati dan ruh. Tuhan memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih jalan kehidupannya masing-masing. Jalan kebaikan atau jalan kejahatan, jalan terang ( Sifat Jamal ) atau jalan gelap ( Sifat Jalal ). Sifat Jamal atau Sifat Jalal serta semua Sifat-Sifat Allah yang berpasangan dan saling bertentangan itu berada dalam Ke-Esa-anNYA, semuanya berada dalam ketentuan kudrat dan irodat-NYA. Sifat baik dan sifat jahat yang saling bertentangan itu disebutnya nafs. Tanpa nafs manusia tidak punya daya juang untuk mencapai cita-citanya. Nafsu ini bisa baik namun lebih cenderung kepada kejahatan. Walaupun Allah sudah memberikan peringatan, namun bagi manusia yang tidak bersyukur, dia sering membangkang, karena nafsu jahatnya yang muncul, menghalalkan segala cara. Setiap jalan yang ditempuh mempunyai konsekwensi sesuai dengan ketentuan hukum-hukum Allah. Misalnya manusia berbuat kejahatan, konsekwensinya adalah masuk penjara. Mungkin kita berpendapat bahwa penjara adalah tempat yang buruk seperti neraka, tapi walaupun demikian ternyata penjara merupakan kawah Candradimuka, tempat penggemblengan lahir bathin bagi mereka yang mau berpikir untuk kembali kepada Allah… Oleh karena itu banyak orang yang mendapat Taufik dan Hidayah Allah di dalam penjara. Itulah ketentuan hukum-hukum Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim, dibalik hukuman yang diberikan Allah, selalu ada hikmah bagi mereka yang mau berpikir. Rahmat Allah jauh lebih besar dan lebih mendahului dari pada Kemurkaan-NYA.

INILAH JALAN YANG LURUS MENUJU KEPADA-KU ( AL HIJR 15 : 41 )
JANGAN IKUTI JALAN-JALAN LAIN ( AL AN’AM 6 : 153 ).


SESUNGGUHNYA NAFSU ITU SELALU MENYURUH KEPADA KEJAHATAN, KECUALI NAFSU YANG DIBERI RAHMAT OLEH TUHANKU. SESUNGGUHNYA TUHANKU MAHA PENGAMPUN LAGI MAHA PENYAYANG ( YUSUF 12 : 53 ).

JANGANLAH ENGKAU MENGIKUTI HAWA NAFSU, KARENA IA AKAN MENYESATKANMU DARI JALAN ALLAH ( SHAAD 38 : 26 )

SESUNGGUHNYA BERUNTUNGLAH ORANG-ORANG YANG MENSUCIKAN JIWANYA. DAN SESUNGGUHNYA MERUGILAH ORANG-ORANG YANG MENGOTORINYA ( ASY-SYAMS 91 : 7-9 ).

Perjalanan hidup manusia bukan seperti garis lurus, tapi seperti pada saat kita Thawaf, mulai dari satu titik, kembali ke titik semula. Kita berasal dari Allah akan kembali kepada Kesucian Allah disertai Rahmat-NYA yang luar biasa besarnya.

BARANG SIAPA MEMBAWA AMAL YANG BAIK MAKA BAGINYA ( PAHALA ) SEPULUH KALI LIPAT AMALNYA DAN BARANG SIAPA YANG BERBUAT JAHAT MAKA DIA TIDAK DIBERI PEMBALASAN MELAINKAN SEIMBANG DENGAN KEJAHATANNYA, SEDANG MEREKA SEDIKITPUN TIDAK DIRUGIKAN ( AL AN’AM 6 : 160 )

BARANG SIAPA YANG MENGHENDAKI PAHALA DI DUNIA SAJA ( MAKA IA MERUGI ) KARENA DISISI ALLAH ADA PAHALA DUNIA DAN AKHIRAT DAN ALLAH MAHA MENDENGAR DAN MAHA MELIHAT ( AN NISA 4 : 134 ).
SIKSAKU AKAN AKU TIMPAKAN KEPADA SIAPA YANG AKU KEHENDAKI DAN RAHMAT-KU MELIPUTI SEGALA SESUATU ( AL A’RAF 7 : 156 )
ALLAH MAHA LEMBUT TERHADAP HAMBA-HAMBANYA
( AS SYURA 42 : 19 )

DAN KAMI TUNJUKAN KEPADANYA DUA JALAN, AKAN TETAPI DIA TIDAK MAU MENEMPUH JALAN YANG MENDAKI LAGI SUKAR. TAHUKAH KAMU JALAN YANG MENDAKI ITU ??? ( AL BALAD 90 : 10-12 )
SESUNGGUHNYA KAMU MELALUI TINGKAT DEMI TINGKAT
( AL INSYIQAAQ 84 : 19 ).
CAHAYA DI ATAS CAHAYA, TUHAN AKAN MEMBIMBING DENGAN CAHAYA-NYA KEPADA YANG DIA KEHENDAKI ( AN-NUUR 24 : 35 ).

Kita hidup di dunia sebagai tamu Allah yang hanya sekedar singgah. Kita harus bisa menempatkan diri, mengerti tata krama, tidak semena-mena bahkan merusak kelestarian alam. Kita harus mengikuti peraturan Allah jangan membuat kerusakan serta membuat murka Allah Sebagai Pemilik Alam Semesta ini.
HIDUPLAH DI DUNIA INI SEBAGAI MUSAFIR YANG HANYA SEKEDAR SINGGAH (HADIST).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar